Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke 6.933,28 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Kamis (31/8/2023). Meskipun terdapat pelemahan indeks, saham AMMN, GOTO, dan MBMA terpantau masuk ke dalam daftar saham paling laris siang ini.
Pada pukul 12.00 WIB, IHSG turun 0,48 persen atau 33,37 poin ke level 6.933,28 pada perdagangan siang ini. IHSG bergerak pada rentang 6.933,27 sampai 6.982,34 sepanjang sesi.
Terdapat 191 saham menguat, 313 saham melemah, dan 229 saham dalam posisi stagnan. Kapitalisasi pasar terpantau sebesar Rp10.249 triliun.
Saham paling laris pada perdagangan kali ini dipimpin oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan nilai transaksi sebesar Rp195,3 miliar. Adapun saham AMMN terpantau naik 0,44 persen ke harga Rp4.520.
Pada posisi kedua saham terlaris diisi oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan nilai transaksi sebesar Rp187,2 miliar. Saham GOTO terpantau naik 3,30 persen ke harga Rp94.
Saham terlaris ketiga dipegang oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) dengan nilai transaksi sebesar Rp172,5 miliar. Saham MBMA menguat 0,62 persen ke harga Rp810.
Baca Juga
Emiten lain yang masuk ke dalam daftar saham paling laris di antaranya, saham BRMS yang menurun 5,39 persen ke harga Rp193. Selanjutnya, saham BBCA yang melemah 0,27 persen ke level Rp9.175. Saham CARE turun 0,97 persen ke level Rp510.
Sementara itu, saham paling anjlok atau top losers hari ini ditempati oleh MPXL yang ambles 14,71 persen atau 30 poin ke level Rp174. Lalu, disusul oleh OASA yang melemah 12,31 persen atau 32 poin ke posisi Rp228. Selanjutnya, ada saham NETV dan SGER yang masing-masing turun 9,92 persen ke level Rp109 dan 8,05 persen ke posisi Rp1.370.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG membentuk pola shooting star di Rabu (30/8/2023) bersamaan dengan indikasi overbought pada Stochastic RSI. Hal tersebut mengindikasikan kondisi rawan koreksi di Kamis (31/8/2023). Valdy menyarankan investor untuk hati-hati terhadap potensi tutup gap ke 6.950 di hari Kamis (31/8/2023).
Dari eksternal, data-data ekonomi terbaru di AS dan Eropa berpotensi mempengaruhi pandangan pasar terhadap arah kebijakan moneter suku bunga dari The Fed dan ECB. Di AS, pasar justru merespon positif data-data ekonomi yang berada di bawah ekspektasi.
Dari regional, indeks manufaktur Tiongkok diperkirakan masih berada di bawah 50 (diperkirakan 49,4 di Agustus 2023) kondisi ini mengindikasi bahwa aktivitas manufaktur di Tiongkok masih terkontraksi di Agustus 2023.
Sementara itu, dari dalam negeri, fokus pelaku pasar tertuju pada data inflasi yang dijadwalkan rilis Jumat (1/9). Inflasi diperkirakan naik ke kisaran 3,3 persen yoy di Agustus 2023. Artinya masih berada dalam rentang asumsi APBN 2023 di 2 persen-4 persen yoy. (Daffa Naufal Ramadhan)