Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tergelincir, Investor Tunggu Data PMI Dirilis

Dolar AS bergerak sedikit lebih rendah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, karena investor menunggu data PMI
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS bergerak sedikit lebih rendah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, karena investor menunggu data PMI S&P pada Rabu (23/8/2023) dan Simposium Ekonomi Jackson Hole pada 24-26 Agustus.

Simposium Ekonomi Jackson Hole akan dihadiri oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde yang diharapkan memberikan petunjuk untuk panduan lebih lanjut tentang kebijakan moneter mereka.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingnnya, turun tipis 0,07 persen menjadi 103,3100 pada akhir perdagangan.

Inflasi AS kemungkinan akan moderat lebih cepat daripada di tempat lain, terutama zona euro, menurut Tim Editorial UBS.

“Kami pikir The Fed lebih dekat dibandingkan Bank Sentral Eropa dalam mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, namun faktor fundamental jangka panjang tetap menjadi beban bagi mata uang AS,” termasuk valuasi yang mahal, defisit fiskal dan transaksi berjalan ganda, prospek peringkat, serta tingginya alokasi dana-dana di Amerika Serikat, ungkap Tim Editorial UBS.

Laporan Bulanan Buba Jerman menunjukkan bahwa inflasi dapat bertahan lebih lama di atas target bank sentral. Dalam hal ini, risiko inflasi bergerak naik membuat investor memasang taruhan hawkish pada Bank Sentral Eropa.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor melihat kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga saat ini. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan perkiraan analis yang menyebutkan penurunan suku bunga akan terjadi di tahun depan. 

“Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga AS, menyusul inflasi yang kuat dan data pasar tenaga kerja, telah menopang dolar dalam beberapa pekan terakhir,” katanya dalam riset harian, dikutip Selasa (22/8/2023). 

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun naik 14 basis poin untuk minggu ini dan menyentuh level tertinggi 10 bulan di 4,32 persen, sedikit lebih tinggi dari level tertinggi 15 tahun. Imbal hasil tiga puluh tahun naik hampir 11 bps ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. 

Pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut tentang ekonomi AS dari Simposium Jackson Hole akhir pekan ini, di mana Ketua Fed Jerome Powell juga diperkirakan akan berbicara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper