Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya (ADHI) Punya Utang Obligasi Rp289 Miliar Jatuh Tempo November

Emiten pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) tercatat memiliki utang obligasi senilai Rp289,6 miliar, yang jatuh tempo pada November 2023.
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf “U”. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf “U”. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) tercatat memiliki utang obligasi senilai Rp289,6 miliar, yang jatuh tempo pada November 2023. 

Utang itu berasal dari Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap I 2020 yang diterbitkan pada 18 November 2020. Obligasi ini mempunyai nilai pokok Rp289,6 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, dan suku bunga tetap 9,75 persen dengan pembayaran bunga setiap kuartal. Artinya, tiap tiga bulan, ADHI menggelontorkan Rp2,78 miliar untuk membayar bunga.

Sementara itu, pelunasan utang obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 18 November mendatang. Dalam penjelasannya, obligasi berkelanjutan ini dijamin dengan seluruh harta kekayaan ADHI, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. 

Perseroan menyampaikan bahwa sekitar 50 persen dari dana obligasi tersebut digunakan untuk belanja modal berupa aset tetap, dan penyertaan proyek investasi infrastruktur, baik Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan pemerintah ataupun non-PSN dengan pihak swasta. 

“Sebesar 30,83 persen digunakan untuk refinancing dan sisanya untuk modal kerja proyek Lintas Rel Terpadu [light rail transit/LRT] dan proyek infrastruktur lainnya,” tertulis dalam laporan keuangan konsolidasi perseroan, dikutip pada Kamis (10/8/2023). 

ADHI sepanjang paruh pertama tahun ini meruap pendapatan usaha sebesar Rp6,35 triliun. Perolehan tersebut naik 0,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini ditopang segmen investasi dan konsesi yang melesat 45,82 persen year-on-year (YoY) atau dari Rp273,36 miliar menjadi Rp398,62 miliar pada semester I/2023.

Selain itu, pendapatan usaha yang bersumber dari manufaktur mencapai Rp454,96 miliar atau tumbuh 21,05 persen YoY. Capaian ini diikuti segmen properti dan pelayanan yang turut membukukan kenaikan sebesar 25,88 persen menjadi Rp303,53.

Dari pos pendapatan ini, tercatat hanya segmen teknik dan konstruksi yang mengalami pelemahan sebesar 1,33 persen secara tahunan menjadi Rp5,19 triliun pada semester I/2023.

Selaras dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan ADHI juga terkerek 1,32 persen secara tahunan menjadi Rp5,7 triliun. Alhasil, laba kotor yang diakumulasikan perseroan pada semester pertama tahun ini sebesar Rp653,32 miliar atau turun 6,58 persen YoY.

Setelah diakumulasikan dengan sejumlah pendapatan dan beban lain, ADHI mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp12,41 miliar. Jumlah ini meningkat 21,31 persen dibandingkan semester I/2022.

Perseroan juga mampu meningkatkan saldo arus kas setara kas pada akhir periode Juni 2023 mencapai Rp3,47 triliun, atau bertumbuh sebesar 38,30 persen secara tahunan.

Adapun aset ADHI turun tipis 1,60 persen secara tahunan menjadi Rp39,34 triliun pada semester I/2023, sementara liabilitas mencapai Rp30,42 triliun atau turun 2,36 persen YoY, dan ekuitas perseroan naik 1,08 persen YoY menjadi Rp8,91 triliun pada semester I/2023.

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, ADHI juga telah meraup kontrak baru senilai Rp14 triliun. Kontrak yang diperoleh emiten BUMN Karya ini melonjak 20 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni Rp11, triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper