Bisnis.com, JAKARTA – Hari ini terdapat 4 saham yang bakal melakukan initial public offering (IPO) oleh 4 saham yakni ERAL, GRIA, PPRI, CYBR dengan total dana Rp917,79 miliar.
Tercatatnya 4 perusahaan tersebut mengurangi jumlah pipeline IPO menjadi 32 calon emiten. Dengan antrean ini, pencatatan emiten baru 2023 berpotensi melampaui tahun lalu yang berjumlah 59 perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna tidak memerinci potensi dana yang terhimpun dari 38 perusahaan tersebut. Namun dia menyebutkan bahwa 10 perusahaan dalam pipeline IPO memiliki aset skala besar di atas Rp250 miliar.
“Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 6 perusahaan masuk kategori skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar dan 22 perusahaan skala menengah dengan aset di kisaran Rp50 miliar sampai Rp250 miliar,” kata Nyoman Yetna dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/8/2023).
Dia menambahkan perusahaan dari sektor consumer cyclicals dan non-cyclicals mendominasi antrean IPO dengan jumlah masing-masing 8 perusahaan. Kemudian sektor properties and real estate menyumbang 4 calon emiten dalam antrean dan sektor basic materials, energi, kesehatan dan teknologi masing-masing 3 perusahaan.
Kemudian sektor industri serta transportasi dan logistik masing-masing 2 perusahaan. Terakhir, terdapat 1 perusahaan dari sektor finansial dan infrastruktur yang merancang IPO. Sampai 4 Agustus 2023, 53 perusahaan baru telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp47,9 triliun.
Baca Juga
Berikut adalah 4 emiten yang IPO saham pada hari ini:
1. PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL)
Anak usaha ritel produk elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) membidik dana IPO sebesar Rp404,62 miliar. ERAL telah menetapkan harga penawaran senilai Rp390 per saham.
Setelah memperoleh dana IPO, ERAL akan menggunakan sekitar 37 persen untuk ekspansi bisnis eksisting, kemudian 13,75 persen untuk mendukung ekspansi bisnis baru, dan 49,25 persen akan digunakan sebagai modal kerja.
Pengelola Urban Republic itu telah menawarkan sebanyak-banyak 1,03 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 yang mewakili mewakili sebesar 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh ERAL setelah IPO.
ERAL sendiri telah memiliki berbagai portofolio brand untuk sejumlah segmen produk di sektor ritel. Di segmen aksesori, ERAL membawahi sejumlah merek seperti Apple, Samsung, Huawei, Xiaomi, Playstation, Microsoft, dan JBL.
Sementara itu di segmen Internet of Things (IoT), ERAL membawahi brand DJI, Garmin, GoPro, Marshall, dan Segway. Selanjutnya di segmen sportswear, fashion, dan outdoors, ERAL memiliki portofolio brand JD Sports, ASICS, serta Urban Adventure.
2. PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR)
PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) akan melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) dengan target penghimpunan dana sebesar Rp110,96 miliar.
Dalam prospektus IPO dikutip Selasa, (18/7/2023), CYBR menetapkan kisaran harga saham perdana Rp100-Rp110 per saham. Calon emiten tersebut akan melepas sebanyak 1 miliar (1.008.734.800) saham baru dengan nominal Rp25 per saham, atau setara 15,64 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Alhasil, CYBR berpeluang meraup dana segar hasil IPO sebanyak-banyaknya Rp110,96 miliar.
Adapun, dana hasil IPO sekitar 87 persen akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung perluasan tim cybersecurity di Indonesia, Singapura, dan Australia, serta untuk membangun tim baru dan menyewa kantor di wilayah-wilayah di mana manajemen perseroan melihat adanya peluang pasar.
3. PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk. (GRIA)
Calon emiten PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk. (GRIA) telah melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dan membidik dana segar sebesar Rp353,91 miliar.
GRIA yang bergerak di bidang real estate ini akan menawarkan 2,94 miliar saham biasa dengan nominal Rp20 per saham yang mewakili 37,81 persen saham yang di tempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Saham tersebut ditawarkan Rp120 per saham, Alhasil dana maksimal yang akan diraup GRIA yaitu Rp353,91 miliar. Adapun GRIA menunjuk Erdhika Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek pada hajatan IPO ini.
Selain menawarkan saham, GRIA juga akan menerbitkan 800,72 juta saham biasa dalam rangka pelaksanaan Pinjaman Wajib Konversi (PWK) kepada Khufran Hakim Noor (KHN) yang merupakan Pemegang Saham Pengendali Perseroan yang diterbitkan berdasarkan Perubahan Atas Addendum Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham tanggal 27 Maret 2023 (PWK KHN) dengan harga pelaksanaan konversi yang sama dengan Harga Penawaran.
PWK KHN diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp96,08 miliar yang merupakan nilai keseluruhan pinjaman Perseroan kepada KHN pada saat prospektus ini diterbitkan. Dengan dilaksanakannya PWK KHN dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham ini, persentase kepemilikan Masyarakat akan menjadi sebesar 34,29 persen.
Sementara itu, GRIA berencana menggunakan dana hasil IPO sebesar Rp151,92 miliar untuk pembayaran utang kepada pihak ketiga (di antaranya Mansur, Asgan Abdul Gani, Dadan Sudarman, Helmi Alwi, Endin, Saom,Itang) sehubungan dengan pembelian lahan yang dikembangkan oleh Perseroan.
4. PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI)
Perusahaan kertas kemasan, PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI) melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) saham dengan penghimpunan dana sebesar Rp38,5 miliar.
Dalam prospektus IPO dikutip Kamis, (20/7/2023), PPRI menetapkan kisaran harga saham perdana Rp140 per saham. Calon emiten tersebut akan melepas sebanyak 275 juta saham baru dengan nominal Rp50 per saham, atau setara 25,58 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Guna menarik minat calon investor, PPRI juga akan menerbitkan Waran Seri 1 sebanyak-banyaknya berjumlah 165 juta yang menyertai penerbitan saham baru. Waran tersebut mewakili 20,63 persen modal ditempatkan dan disetor.
Setiap investor yang membeli lima saham baru PPRI akan memperoleh tiga Waran Seri 1. Harga pelaksanaan Waran Seri 1 sebesar Rp200, alhasil jumlah pelaksanaan sebanyak-banyaknya Rp33 miliar.
Adapun, seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk modal kerja perseroan untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum dan administrasi perseroan. Vendor akan ditentukan di kemudian hari tergantung pesanan produk dan kuantitas dari pelanggan Perseroan.