Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Pekan Depan Diproyeksi Menguat Ditopang Data Tenaga Kerja AS

Harga emas global diproyeksi akan menguat pekan depan di kisaran US$1.920-US$1.960 usai rilis data tenaga kerja AS.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk Harga emas diproyeksikan menguat pekan depan ditopang sentimen rilis data tenaga kerja AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk Harga emas diproyeksikan menguat pekan depan ditopang sentimen rilis data tenaga kerja AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global pekan depan diproyeksi akan melanjutkan penguatan di kisaran US$1.920-US$1.960 setelah ditutup naik pada perdagangan akhir pekan, Jumat, (4/8/2023) ditopang oleh sentimen rilis data tenaga kerja AS.

Analis Komoditas Lukman Leong memprediksikan tren kenaikan harga emas pada pekan depan setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) non-farm payroll (NFP) bulan Juli yang lebih rendah dari perkiraan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (4/8) bahwa pengusaha Amerika menambahkan 187.000 pekerjaan bulan lalu, atau lebih rendah dari perkiraan sebesar 200.000 pekerjaan.

"Harga emas diperkirakan akan melanjutkan kenaikan minggu depan, didukung oleh data tenaga kerja AS NFP yang lebih lemah dari perkiraan," ujar Lukman kepada Bisnis pada Sabtu, (5/8/2023).

Meski demikian, menurutnya kenaikan harga emas kemungkinan akan terbatas, karena investor masih menantikan data inflasi AS Juli yang akan rilis pada Kamis, (10/8/2023).

Adapun, pada Juni 2023, inflasi AS melandai di level 3 persen, meski di atas target yang ditetapkan yakni 2 persen. Hal itu membuat Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed mengerek suku bunga acuan 25 bps atau 0,25 persen ke kisaran 5,25 persen—5,5 persen.

Dia mengatakan, investor menantikan data inflasi AS bulan Juli yang diperkirakan akan kembali naik. Hal tersebut akan memicu kenaikan pada ekspektasi tingkat suku bunga The Fed, dan berpengaruh terhadap harga emas.

"Emas pekan depan akan diperdagangkan di kisaran US$1.920-US$1.960," pungkas Lukman.

Adapun, harga emas global menguat pada penutupan perdagangan Jumat (4/8/2023), menghentikan penurunan selama tiga hari beruntun. 

Berdasarkan data Bloomberg, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik 7,30 dolar AS atau 0,37 persen menjadi menetap pada 1.976,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.984,20 dolar AS dan terendah sesi di 1.954,50 dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper