Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Rp15.149 setelah Peringkat Kredit AS Dipangkas

Rupiah hari ini dibuka menguat 0,24 persen atau 36,50 poin menuju level Rp15.149 per dolar AS.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level Rp15.149 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (4/8/2023). Penguatan rupiah terjadi usai peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dipangkas. 

Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat 0,24 persen atau 36,50 poin menuju level Rp15.149 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,13 persen ke 102,40.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia juga dibuka bervariatif. Yuan China, misalnya, dibuka menguat 0,10 persen, sementara yen Jepang turun 0,05 persen. Selain itu, dolar Singapura terpantau menguat 0,14 persen dan won Korea Selatan melemah 0,07 persen. 

Sebagaimana diketahui, lembaga pemeringkat global Fitch Ratings baru saja memangkas peringkat utang jangka panjang Amerika Serikat (AS) dari level tertinggi AAA menjadi AA+.

Lembaga pemeringkat asal AS tersebut mengungkapkan kemunduran fiskal yang diperkirakan akan terjadi dalam tiga tahun ke depan akibat beban utang yang terus meningkat. 

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, Kamis (3/8), rupiah ditutup melemah 0,07 persen menuju level Rp15.1186 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS justru mengalami penguatan sebesar 0,05 persen ke posisi 102,64.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa turunnya peringkat utang Amerika Serikat telah tertutup oleh data penggajian swasta AS yang naik lebih dari yang diharapkan pada Juli. Hal itu pun meningkatkan kekuatan dolar karena menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan.

Imbal hasil Treasury AS juga tetap tinggi karena prospek yang lebih tinggi untuk suku bunga A.S. yang lebih lama, dengan imbal hasil Treasury 10 tahun patokan mencapai level tertinggi hampir sembilan bulan di 4,1360 persen. 

Sementara itu, aktivitas jasa negara berkembang menunjukkan pemulihan sehingga investor terus mencari langkah dukungan lebih lanjut dari Beijing setelah pertemuan Politbiro pekan lalu. 

Dari dalam negeri, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut di bulan Juli 2023, tercermin dari PMI manufaktur yang tercatat 53,3, meningkat dari sebelumnya 52,5 pada Juni 2023. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan baru baik di dalam negeri maupun ekspor. 

Di sisi lain, perkembangan kinerja manufaktur beberapa negara mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Jepang terkontraksi yaitu masing–masing di level 49,2 dan 49,6. Negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Vietnam masih terkontraksi di level 47,8 dan 48,7. 

Secara keseluruhan sentimen pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli. Pulihnya permintaan ekspor ke level ekspansif meningkatkan permintaan agregat secara keseluruhan sehingga diharapkan menopang kinerja pertumbuhan ekonomi pada Semester II. 

Ibrahim menambahkan rupiah untuk perdagangan hari ini akan fluktuatif, tetapi berisiko ditutup melemah pada rentang Rp15.170 sampai dengan Rp15.260.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper