Bisnis.com, JAKARTA – Dua raksasa emiten media yakni PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) masing-masing mengalami penurunan pendapatan pada semester I/2023. Hal ini akibat melemahnya penerimaan cuan dari pendapatan iklan.
Sepanjang semester I/2023, MNCN selaku induk dari saluran televisi RCTI, GTV, MNCTV, dan iNews TV, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp4,44 triliun. Jumlah tersebut mencerminkan penurunan sebesar 15,7 persen year-on-year (YoY).
Begitu pula dengan kinerja SCMA. Pendapatan pengelola saluran televisi SCTV dan Indosiar tersebut turun 4,15 persen secara tahunan menjadi Rp3,03 triliun pada semester I/2023.
Turunnya pendapatan dua emiten ini diakibatkan oleh merosotnya cuan dari iklan TV free-to-air (FTA). Pendapatan iklan konvensional MNCN, misalnya, ambles 25,89 persen YoY menjadi Rp2,53 triliun, sementara SCMA turun 4,85 persen ke Rp3,13 triliun.
Turunnya pendapatan yang diperoleh MNCN dan SCMA pada semester I/2023 juga membuat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun secara signifikan.
Pada periode tersebut, MNCN membukukan beban langsung sebesar Rp2,29 triliun atau menurun 0,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Setelah pendapatan dikurangi dengan beban, laba kotor perseroan terkoreksi 27,41 persen YoY menjadi Rp2,14 triliun.
Baca Juga
Setelah dikurangi berbagi beban lainnya, emiten milik Hary Tanoe ini meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp746,19 miliar. Jumlah ini mencerminkan penurunan sebesar 37,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, aset MNCN tercatat naik 0,07 persen year-to-date (YtD) menjadi Rp22,43 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kenaikan tersebut diikuti liabilitas sebesar Rp1,69 triliun atau terkoreksi 32,67 persen, dan ekuitas tumbuh 2,08 persen YtD menjadi Rp20,74 triliun.
Sementara itu, SMCA membukukan penurunan laba sebesar 88,75 persen secara tahunan dari posisi Rp616,43 miliar menjadi Rp69,36 miliar pada semester I/2023.
Pendapatan yang menurun makin diperparah oleh beban program dan siaran turut mencatatkan peningkatan secara tahunan atau dari posisi Rp1,61 triliun menjadi Rp2,01 triliun. Artinya, beban yang dipikul perseroan melonjak 24,64 persen YoY.
Peningkatan beban dikontribusikan oleh biaya program dan amortisasi persediaan konten program yang meningkat 26,99 persen YoY menjadi Rp1,89 triliun pada semester I/2023.
Alhasil laba usaha SCMA sepanjang paruh pertama 2023 merosot 92,42 persen secara tahunan, dari posisi Rp785,71 miliar menjadi Rp59,59 miliar.
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan, dalam riset yang dipublikasikan pada 26 Juli lalu, mengatakan bahwa geliat belanja iklan atau advertising expenditure (Adex) masih cenderung berkutat pada platform digital.
Berdasarkan data Nielsen terbaru, Adex Indonesia secara keseluruhan diperkirakan mencapai sekitar US$4,8 miliar sepanjang 2023. Dari jumlah ini, iklan daring menjadi kontributor utama dengan proyeksi mencapai US$2,18 miliar atau 45,5 persen dari total belanja iklan.