Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Emiten ZEUS, AKSL hingga PHE Batal IPO Tahun Ini, Cek Penyebabnya

Calon emiten ZEUS, Akseleran (AKSL) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyebut alasan ditundanya IPO pada tahun ini lantaran momentum pasar yang tidak tepat.
Karyawan melintas di depan layar yang menampikan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (5/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan layar yang menampikan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (5/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT Zeus Kimiatama Indonesia Tbk. (ZEUS) memutuskan batal melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Menyusul PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk. (AKSL) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang terlebh dahulu membatalkan aksi penggalangan dana tersebut.

Berdasarkan laman e-ipo Bursa Efek Indonesia, ZEUS mengumumkan pembatalan melantai di Bursa Efek Indonesia setelah menawarkan harga bookbuilding di level Rp100-Rp105 per saham pada 18 Juli 2023 hingga 26 Juli 2023. 

Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan kimia khusus ini awalnya berencana menawarkan 1,05 miliar saham dan membidik dana segar maksimal Rp105 miliar yang mayoritas akan digunakan untuk ekspansi.

Sumantri Ishak, Presiden Direktur sekaligus pemilik manfaat terakhir ZEUS menyatakan bahwa perusahaan menilai dibutuhkan edukasi bagi calon investor sebelum melanjutkan tahapan pencatatan saham alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. 

"Bukan pembatalan, hanya penundaan," kata Sumantri ketika dihubungi, dikutip Minggu (30/7/2023). 

Menurut alumni Teknik Kimia ITB ini, warga pasar modal masih membutuhkan edukasi atas industri yang digeluti perusahaan. Pasalnya, industri kimia khusus dinilai masih cukup asing bagi investor di Bursa Efek Indonesia. 

"Sepertinya industri kimia khusus ini adalah sesuatu yang asing bagi warga pasar modal. Jadi perlu edukasi dulu," katanya lebih lanjut. 

Sumantri menyebutkan, perusahaan akan memperbaharui dasar IPO yakni menggunakan laporan keuangan September 2023 mendatang. "Performance perusahaan tahun ini sangat bagus jadi prospektus [yang akan diajukan kembali] akan lebih menarik," tambahnya. 

Sementara itu, Direktur Utama Akselerasi Usaha Indonesia Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan alasan dibalik pembatalan IPO adalah karena perseroan membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan investor strategis yang tepat.

"Butuh waktu lebih panjang bagi kami untuk secure strategic investor yang tepat. Jadi kami perlu tunda dulu," kata Ivan dikonfirmasi belum lama ini.

Ivan melanjutkan, Akseleran melihat waktu yang paling tepat untuk kembali melakukan IPO adalah sampai Juni 2024.

Adapun sedianya Akseleran akan menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Agustus 2023.

Dalam keterangan resminya, Akseleran menyampaikan akan terus menjalankan usaha layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi, untuk mendukung pertumbuhan bisnis UKM di Indonesia dengan memberikan kemudahan akses penyaluran pendanaan usaha dan memberikan akses investasi pendanaan yang aman dan menguntungkan kepada masyarakat seluas-luasnya.

Sementara penundaan IPO PHE, disampaikan oleh Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, kepada awak media di Jakarta, pekan lalu.

“Kami akan tunda Pertamina Hulu Energi [PHE] untuk listing. Kami tunda sampai tunggu momentum pasarnya, karena sekarang harga minyak lagi turun,” ujar Tiko sapaan akrabnya.

Dia menyatakan bahwa Kementerian BUMN akan lebih dulu fokus pada perbaikan operasional PHE, serta mendorong peningkatan eksplorasi dan pengeboran. Harapannya, produksi perusahaan dapat meningkat dan sumur-sumur baru bisa ditemukan.

Rencana IPO entitas PT Pertamina (Persero) ini berujung ditunda, setelah sebelumnya digadang-gadang meraih dana jumbo lebih besar dari ‘saudaranya’ PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dan disebut memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp300 triliun.

Pencatatan saham perdana PHE bahkan digadang-gadang jadi yang terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia dengan target US$2 miliar. Kala itu, PHE dikabarkan ingin melepas porsi 5-10 persen saham kepada publik dan rencana itu ditargetkan selesai pada semester I/2023.

Adapun, sampai saat ini terdapat 11 calon emiten yang masih melakukan bookbuilding di berbagai harga penawaran. 

PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU) masih melakukan bookbuilding di harga Rp105-Rp110 per saham. Berdasarkan jadwal, seharusnya bookbuilding selesai di tanggal 24 Juli lalu dan MUTU diperkirakan akan melantai pada 9 Agustus mendatang. 

Selanjutnya PT Minahasa Membangun Hebat Tbk. (HBAT) yang menawarkan harga saham di rentang Rp100-Rp108 per saham. Jadwal bookbuilding masih berlangsung meski tercatat periode hanya hingga 20 Juli 2023. Calon emiten real estate ini direncanakan melantai pada 7 Agustus 2023. 

Kemudian anak usaha emiten Tommy Soeharto PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI), dan PT Paperroxks Indonesia Tbk. (PPRI) jugs sama-sama melakukan periode bookbuilding 20 Juli -24 Juli. PPRI menawarkan saham di rentang Rp130-Rp150 per saham sedangkan HUMI di level Rp100 hingga Rp150 per saham. 

Selanjutnya PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk. (GRIA) yang menawarkan saham di level Rp115-120 per saham. PT Berkah Mulia Mandiri Tbk. (BITU) juga menawarkan harga Rp131 hingga Rp140 per saham. 

Calon emiten dari sektor konsumer siklikal PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk. (LMAX) menarwarkan saham di posisi Rp160-Rp200 per saham. Ada pula pemilik Cretifox, PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK) yang menawarkan 5,7 juta saham di harga Rp100 hingga Rp105 per saham. 

Dari sektor teknologi, ada PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) yang menawarkan harga bookbuilding di rentang Rp100 hingga Rp110 per saham. PT Multisarana Intan Eduka Tbk. (MSIE) yang menawarkan 417,3 juta saham di rentang Rp100 hingga Rp110 per saham. 

Terakhir ada anak usaha ERAA, PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) yang menawarkan harga saham di rentang Rp370 hingga Rp410 per saham. Sebanyak 1,03 miliar saham bakal dilepas ke publik. 

Di sisi lain, ada satu perusahaan yang sudah masuk masa offering yaitu PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA) atau Cinema XXI. CNMA menawarkan harga di level Rp270 per saham. Rencananya CNMA akan melantai pada 2 Agustus 2023. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper