Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Gudang Garam Lampaui Prediksi Analis, Saham GGRM Layak Beli

Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melesat pada semester I/2023 melampaui prediksi analis.
Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melesat pada semester I/2023 melampaui prediksi analis. Bisnis-Dwi Niken Tari
Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melesat pada semester I/2023 melampaui prediksi analis. Bisnis-Dwi Niken Tari

Bisnis.com, JAKARTA — Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melesat pada semester I/2023 melampaui prediksi analis. Mayoritas analis pun masih merekomendasikan beli terhadap saham GGRM.

Pada perdagangan Senin (31/7/2023), saham GGRM turun 0,62 persen atau 175 poin menjadi Rp27.925. Sepanjang sesi, saham GGRM berkutat di zona hijau sebelum ditutup melemah di rentang Rp27.925-Rp28.925.

Total transaksi mencapai Rp144,98 miliar jelang penutupan. Kapitalisasi pasarnya Rp53,73 triliun dengan valuasi PER 6,84 kali. Sepanjang 2023, saham GGRM naik 55,14 persen.

GGRM pada hari ini melaporkan kinerja keuangan semester I/2023. Khusus kuartal II/2023, GGRM mampu mengakumulasi laba bersih Rp1,36 triliun, melampaui ekspektasi analis Rp1,16 triliun berdasarkan konsensus Bloomberg.

Dari 16 analis yang memantau saham GGRM, 14 di antaranya merekomendasikan beli, sedangkan 2 lainnya menyarankan jual. Target harga saham rata-rata GGRM ialah Rp32.027.

Pada Juli 2023, ada 7 sekuritas memperbarui pandangan mereka terhadap saham GGRM, 6 di antaranya merekomendasikan beli dengan target di rentang harga Rp31.000-Rp37.200, dan 1 analis menyarankan jual dengan target Rp18.250.

Kinerja Gudang Garam

Laba GGRM melesat 243,90 persen menjadi Rp3,28 triliun pada semester I/2023. Penurunan beban pokok penjualan dan kenaikan pendapatan memicu kenaikan laba GGRM.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2023 di Harian Bisnis Indonesia, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih GGRM pada semester I/2023 berada di atas capaian semester I/2022 sebesar Rp956,14 miliar.

Lonjakan bottom line GGRM terjadi di tengah penurunan pendapatan 9,43 persen year on year (YoY). Gudang Garam mengantongi pendapatan Rp55,85 triliun pada Januari—Juni 2023, lebih rendah dibandingkan dengan Rp61,67 triliun pada periode yang sama di 2022.

Di tengah penurunan pendapatan, Gudang Garam milik konglomerat Susilo Wonowidjojo itu melaporkan penurunan biaya pokok penjualan sebesar dari Rp56,53 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp47,91 triliun pada semester I/2023. Hal ini membuat laba bruto GGRM naik menjadi Rp7,93 triliun per Juni 2023 dibandingkan dengan sebelumnya Rp5,13 triliun.

Laba Gudang Garam Lampaui Prediksi Analis, Saham GGRM Layak Beli

Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk. (GGRM)

Posisi aset GGRM pada akhir semester I/2023 adalah sebesar Rp84,85 triliun, turun daripada akhir 2022 sebesar Rp88,56 triliun. Penurunan aset terutama dipicu oleh turunnya persediaan dari Rp47,63 triliun di akhir 2022 menjadi Rp41,73 per Juni 2023.

Sementara itu, total liabilitas GGRM turun menjadi Rp26,02 triliun di pengujung Juni 2023 dibandingkan dengan posisi akhir 2022 sebesar Rp30,70 triliun. Berkurangnya utang cukai, PPN, dan pajak rokok menjadi penyebab penurunan liabilitas GGRM.

Adapun ekuitas Gudang Garam naik menjadi Rp58,83 triliun dari Rp57,85 triliun per 31 Desember 2022. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya saldo laba yang belum dicadangkan dari Rp57,65 triliun menjadi Rp56,67 triliun.

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi atas sejumlah indeks, termasuk Indeks LQ45. Penerapan indeks baru berlaku pada Agustus 2023 sampai dengan Januari 2024.

Saham rokok GGRM milik konglomerat Susilo Wonowidjojo dengan rasio free float 17,16 persen masuk Indeks LQ45, dan memiliki bobot 0,51 persen terhadap indeks. Di sisi lain, saham ritel MAPI dengan rasio free float 48,64 memiliki bobot 0,83 persen terhadap Indeks LQ45.

“Konstituen yang keluar dari perhitungan Indeks LQ45 adalah JPFA dan TINS,” tulis penjelasan Bursa dalam pengumumannya, Selasa (25/7/2023).

___


Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper