Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rawan profit taking atau aksi ambil untung dari investor menyusul keputusan The Fed menaikkan suku bunga pada Kamis (27/7/2023).
Meski berpeluang menguat terbatas dan menguji resistance di level 6.950, Tim Analis Phintraco memprediksi bahwa IHSG juga berpotensi mengalami koreksi/pullback pada hari ini. Hal ini diperkuat dengan adanya indikasi overbought pada Stochastic RSI.
Adapun, pergerakan IHSG hari ini diperkirakan akan ditopang oleh potensi penguatan saham-saham rate sensitive menyusul pengumuman FOMC The Fed pada Kamis (27/7/2023).
Contohnya seperti BBCA yang berpotensi menguat bersama dengan potensi rebound pada BBTN, BRIS, BTPS, serta ASII.
Sementara itu, saham-saham energi diprediksi masih akan melanjutkan kecenderungan bullish reversal seiring kembali meningkatnya (rebound) harga komoditas energi.
Tim Analis Phintraco turut merekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati oleh para pelaku pasar, yang di antaranya adalah CPIN, INDF, RMKE, serta AKRA.
Baca Juga
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat pada Rabu (26/7/2023) jelang pengumuman The Fed terkait kebijakan suku bunga acuan.
IHSG ditutup menguat 0,44 persen sehingga parkir di 6.948,27 pada perdagangan Rabu (26/7/2023) menjelang pengumuman FOMC The Fed pada 27 Juli 2023 dini hari waktu Indonesia.
IHSG sempat mencapai posisi tertinggi di 6.955,97 dan terendah di 6.917,40 sepanjang sesi perdagangan. Sebanyak 250 saham ditutup parkir di zona hijau, 284 saham melemah, dan 209 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.
Sektor energi dan transportasi memimpin kenaikan dengan penguatan masing-masing sebesar 1,19 persen dan 1,43 persen. Sementara itu, sektor teknologi turun 0,58 persen, kesehatan turun 0,82 persen dan properti turun 0,18 persen.