Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global hari ini, Kamis (27/7/2023) diprediksi menguat meski terbatas usai The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Pada penutupan perdagangan Rabu (26/7), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange menguat 0,33 persen menjadi US$1.970,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$1.976,30 dan terendah di US$1.963,20.
Logam kuning menguat pada Rabu kemarin, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot bersama dengan dolar, kemudian memperpanjang kenaikan tersebut ke sesi perdagangan elektronik karena investor mempertimbangkan keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (26/7/2023) seperti yang diantisipasi secara luas, untuk menargetkan kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen, mencapai level tertinggi dalam 22 tahun.
Kenaikan suku bunga "cenderung menekan harga emas dalam waktu dekat," karena suku bunga yang lebih tinggi mendukung dolar AS, kata Jerry Braakman, presiden dan kepala investasi First American Trust.
Namun, setelah keputusan The Fed, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,2 persen menjadi 101,19, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun berada di 3,8895 persen, turun dari 3,911 persen sehari sebelumnya.
Baca Juga
Bank sentral AS telah mengisyaratkan setidaknya dua kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini, mengingat tren inflasi masih jauh di atas target tahunan bank.
Tetapi Fed Fund berjangka menunjukkan bahwa pasar memperkirakan kemungkinan yang lebih besar bahwa kenaikan Rabu (26/7/2023) akan menjadi yang terakhir bagi Fed untuk tahun ini, meskipun bank sentral tidak memberikan indikasi seperti itu.
Suku bunga yang lebih tinggi menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, karena meningkatkan peluang kerugian. Keuntungan emas masih diperkirakan akan terbatas, dengan kurs AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut saat ini bukan waktu yang tetap untuk memberikan panduan ke depan dan kebijakan yang akan diambil selanjutnya tergantung data yang dirilis.
Pernyataan Powell menurut Tim Analis Monex Investindo Futures tersebut bisa menjadi “kode tipis” jika The Fed sudah mencapai terminal rate atau puncak siklus kenaikan. Atau setidaknya, Powell berada di antara dovish (konservatif) dan hawkish (agresif menaikkan suku bunga).
Terbukti, lanjut Monex, pelaku pasar kini malah memprediksi The Fed berpeluang memangkas suku bunga pada Desember, dengan probabilitas sebesar 60,4% berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group.
Ekspektasi tersebut bisa semakin kuat jika rilis data pertumbuhan ekonomi AS malam ini dirilis melambat, begitu juga dengan inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) besok.
Pada perdagangan hari ini, Kamis 27/7/2023) Monex memprediksi harga emas berpeluang naik meski masih terbatas.
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi buy untuk emas:
- Entry Price: US$1.972,50 - US$1.975,50
- Level Support 1: US$1.972,00
- Level Support 2: US$1.971,00
- Level Resistance 1: US$1.976,00
- Level Resistance 2: US$1.977,00
Simak pergerakan harga emas hari ini secara live.
Harga emas spot naik 0,49 persen atau 9,70 poin ke US$1.981,77 per troy ounce pada 14.53 WIB.
Sementara itu, emas Comex kontrak Desember 2023 melesat 0,53 persen atau 10,60 poin ke US$2.020,10 per troy ounce.
Harga emas spot melejit 0,38 persen atau 7,49 poin ke US$1.979,56 per troy ounce pada 09.14 WIB.
Sementara itu, emas Comex kontrak Desember 2023 naik 0,41 persen atau 8,20 poin ke US$2.017,70 per troy ounce.