Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki berencana mendorong 8 UMKM, yang mayoritas bergerak di sektor makanan dan minuman, untuk dapat melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) hingga akhir 2024.
Teten Masduki menuturkan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM akan mendorong perusahaan-perusahaan kecil menengah untuk melantai di bursa. Hal ini dikarenakan struktur ekonomi dalam negeri masih didominasi oleh sektor usaha mikro.
“Struktur ekonomi kita masih dominan ekor informal sampai 96 persen. Kami perlu terus memperkuat struktur ekonomi untuk menambah usaha di level menengah dan besar,” ujarnya kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (10/7/2023).
Terkait dengan rencana itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani berpendapat bahwa beberapa emiten UMK di sektor food and beverages (F&B) sedang kembali bergeliat usai ambles selama satu bulan lebih.
Dia pun menilai momentum dan kondisi pasar saat ini cukup baik bagi emiten yang bergerak di sektor F&B. Apalagi, secara umum sektor konsumen primer dinilai tahan banting di tengah ketidakpastian keuangan ataupun geopolitik, baik dari sisi global maupun domestik.
“Oleh karena itu, investor akan cenderung memilih emiten F&B yang dianggap sebagai defensive stock di sektor yang defensif,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (10/7/2023).
Baca Juga
Dihubungi terpisah, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM juga memiliki pandangan yang serupa. Menurutnya, sektor F&B terbilang cukup stabil selama satu dekade terakhir dan pertumbuhannya pada tahun ini diperkirakan sekitar 5 – 7 persen.
“Untuk IPO memang perlu melihat prospek dari emiten dan terkait dengan sektornya. Mungkin untuk jangka panjang sektor konsumer sangat cocok. Ke depannya, tentunya sentimen Pemilihan Umum [Pemilu] bisa menjadi katalis positif bagi F&B,” tutur Roger.
Sebagai informasi, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) merupakan salah satu UKM yang resmi melakukan IPO pada hari ini, Senin (10/7/2023). Pada perdagangan perdananya, harga saham TGUK melesat 34,55 persen menjadi Rp148 per saham.
Teguk diketahui menetapkan harga IPO sebesar Rp110 per saham dengan jumlah saham baru yang diterbitkan mencapai 1,07 miliar. Dengan harga saham di Rp110 per lembar, dana segar yang bakal diraup TGUK mencapai Rp117,85 miliar.
Dari jumlah tersebut, perusahaan berencana menggunakan 60 persen dana IPO untuk belanja modal atau capital expenditure yakni pengembangan gerai dan penambahan gerai. Sisanya, akan digunakan untuk modal kerja perusahaan.