Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor tambang PT Petrosea Tbk. (PTRO) bersama anak usahanya PT Karya Bhumi Lestari (KBL) menuntaskan transaksi akuisisi tambang batu bara senilai US$90,56 juta atau setara Rp1,36 triliun (kurs Jisdor Rp15.026 per dolar AS).
PTRO atau Petrosea menuntaskan transaksi pembelian 100 persen saham PT Kemilau Mulia Sakti (KMS). Penuntasan transaksi akuisisi dengan total nilai transaksi sebesar US$ 90,56 juta ini ditandai dengan penandatanganan Akta Jual Beli pada tanggal 23 Juni 2023, oleh para pihak yang terlibat dalam transaksi jual-beli.
“Transaksi ini merupakan bentuk realisasi diversifikasi Petrosea menjadi mine owner demi memperkuat kinerja Perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan lainnya di masa mendatang,” ujar Presiden Direktur Petrosea, Romi Novan Indrawan dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (27/6/2023).
Sebagai informasi, KMS adalah pemilik 99 persen saham PT Cristian Eka Pratama (CEP), perusahaan yang bergerak di bidang operasi penambangan batu bara dan merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan-Operasi Produksi (IUP-OP) yang area operasionalnya berlokasi di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Ke depannya, kata manajemen, strategi Petrosea adalah menjadi sustainable resource company yang juga terus menjalankan diversifikasi usaha ke sektor mineral lain melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan & konstruksi (EPC) secara berkelanjutan.
Berdasarkan laporan keuangan Petrosea, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini total pendapatan PTRO meningkat 33,84 persen menjadi US$128,21 juta atau setara dengan Rp1,92 triliun dari US$95,79 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 41,63 persen menjadi US$2,95 juta atau setara dengan Rp44,28 miliar dari US$2,09 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pencapaian ini terutama di dukung oleh peningkatan aktivitas operasional di lini bisnis Engineering, Procurement & Construction [EPC] dan Kontrak Pertambangan yang masing- masing meningkat sebesar 51,73 persen dan 40,17 persen," ucap Romi.
Pada periode ini, Petrosea juga menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang bertindak sebagai mandatory lead arranger & bookrunner senilai US$91,5 juta dan Rp1,45 triliun dengan tenor 60 bulan.
"Fasilitas in akan digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan usaha melalui akuisisi dan investasi aset pertambangan serta untuk memperkuat modal kerja PTRO," ujarnya.