Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten menerbitkan obligasi pada awal hingga pertengahan tahun ini di tengah kondisi pasar yang semakin membaik.
Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto mengatakan pada tahun ini instrumen obligasi memiliki prospek yang lebih baik, seiring inflasi yang terkendali.
"Selain itu, kondisi fiskal negara cukup baik dengan surplus anggaran yang cukup tinggi. Penerbitan akan sangat fleksibel mengingat surplus yang tinggi dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan [SiLPA] negara tahun lalu yang juga besar," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (22/6/2023).
Dari korporasi sendiri terdapat sejumlah emiten yang menerbitkan obligasi, seperti emiten minyak dan gas (migas) PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2023 senilai Rp1 triliun.
Obligasi Berkelanjutan V Tahap I tersebut ditawarkan dalam tiga varian, yakni seri A bertenor 3 tahun, seri B bertenor 5 tahun, dan seri C bertenor 7 tahun. Tanggal emisi obligasi jatuh pada 7 Juli 2023.
Adapun, bunga obligasi akan dibayarkan setiap 3 bulan sejak tanggal emisi yakni pada 7 Oktober 2023. Sedangkan masa jatuh tempo obligasi yaitu seri A 7 Juli 2026, seri B 7 Juli 2028, dan seri C 7 Juli 2030, yang juga merupakan tanggal pelunasan pokok obligasi dari masing-masing seri.
Baca Juga
Selanjutnya, emiten Hary Tanoesoedibjo PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) menawarkan surat utang berupa obligasi dan sukuk senilai 1,7 triliun.
Secara rinci, BMTR menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap I senilai Rp850 miliar, dan sukuk ijarah berkelanjutan IV tahap I senilai Rp850 miliar. Surat utang tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan total plafon hingga Rp3 triliun.
Kemudian, ada emiten kertas Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) menerbitkan obligasi dan sukuk mudharabah senilai total Rp4 triliun dengan mayoritas alokasi dana pembayaran kewajiban.
Berdasarkan prospektus, INKP akan menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap I 2023 senilai Rp3,25 triliun yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan Obligasi IV dengan target dana Rp12 triliun.
Dana dari penerbitan obligasi tersebut 60 persennya akan digunakan untuk pembayaran utang berupa pembayaran pokok pinjaman, angsuran pokok pinjaman dan atau bunga. Sisanya sekitar 40 persen akan dipergunakan untuk modal kerja yang terdiri antara lain adalah pembelian bahan baku, bahan pembantu produksi, energi dan bahan bakar, barang kemasan serta biaya overhead.
Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga akan menerbitkan surat utang Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap I tahun 2023 (green bond) dengan target indikatif Rp5 triliun pada Juni 2023 mendatang.
Dana yang dihimpun dari penerbitan green bond ini akan digunakan untuk mendukung pembiayaan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan (KUBL). Hal ini menjadi salah satu upaya untuk mengakselerasi peningkatan eksposur bank bersandi bursa BMRI ini ke sektor hijau.