Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Kamis (15/6/2023) memutuskan pembagian dividen sebesar Rp12,56 triliun atau Rp1.094 per saham untuk kinerja keuangan 2022. Nilai pembayara dividen tersebut setara dengan 100 persen dari total laba bersih PTBA pada 2022.
Bila dibandingkan dengan harga saham kemarin yang ditutup sebesar Rp3.630, maka dividen yield setara dengan 30,14 persen. Ini merupakan dividen yield jumbo dibandingkan dengan rata-rata emiten di Bursa Efek Indonesia.
Meski demikian ada risiko jebakan dividen atau dividen trap bagi emiten dengan dividen yield yang besar seperti PTBA. Dividen trap terjadi ketika investor tergiur dividen yang lumayan sebelum cum date. Padahal harga suatu saham turun signifikan, bahkan bisa sebesar dividend yield, ketika ex date.
Untuk menghindari dividen trap, perlu untuk menerapkan disiplin yang tinggi dan jangan tergiur hanya pada dividen yield tinggi semata. Oleh sebab itu investor diharapkan menghindari membeli saham demi dividen pada waktu menjelang atau bahkan pada hari cum date dividen. Ada pola umum pasca RUPS saham dengan dividen besar akan terbang menjelang atau hingga cum date. Bisa jadi puncak harga akan terjadi pada hari cum date.
Namun, ketika ex date saham tersebut akan terjun bebas dan bukan tidak mungkin menyentuh level auto reject bawah (ARB) berhari-hari. Akhirnya dividen yang diterima tidak sebanding dengan penurunan harga saham.
Bagi para dividen hunter biasakan untuk mengoleksi saham buruan jauh-jauh hari sebelum RUPS atau ketika harganya masih cenderung sesuai dengan nilai fundamentalnya. Ini bisa dilihat dari posisi price to book value (PBV) dan Price to Earning Ratio (PER) saham tersebut.
Baca Juga
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pembagian dividen adalah nilai dividen, dividend yield dan jadwal cum dividen.
"Untuk menghindari dividend trap, investor perlu menghindari saham-saham yang sudah naik tinggi saat berencana akan membagikan dividen," kata Martha kepada Bisnis, dikutip Jumat (16/6/2023).
Menurutnya investor juga perlu memahami, jumlah dividen yang signifikan, misalnya dividen dengan yield lebih dari 5 persen. Pasalnya, dividen yield tersebut berpotensi membuat harga turun saat ex dividend.
Martha mengatakan, bagi investor yang ingin mengejar pendapatan dari pembagian dividen, bisa memilih saham yang punya kinerja yang positif. "Sehingga jika harga saham turun saat ex dividen, sahamnya bisa tetap dipertahankan untuk di-keep jangka panjang," jelasnya.
Sebagai informasi, bagi para trader jangka pendek dan menengah sering kali memiliki 2 pilihan, antara capital gain atau dividen. Misalkan bila capital gain sudah melampaui dari dividen yield maka pilihan menjual saham bisa jadi pilihan tepat.
Pasalnya, ada risiko dividen trap bahkan menyentuh ARB sehingga tidak bisa menjual saham dengan harga optimal, meskipun mendapatkan dividen. Pilihan capital gain juga memberikan cash dan keuntungan lebih cepat dibandingkan pembayaran dividen yang umumnya menunggu sekitar sebulan pasca RUPS.
Namun bila ada keyakinan bisa mendapatkan capital gain dan dividen seklaigus, maka tidak ada salahnya menjual saham setelah tanggal ex date. Namun, hal ini jarang terjadi pada saham dengan dividen yield yang besar.
Saat ini dividen yield seperti PTBA lebih tinggi daripada deposito. Sebagai contoh pada kali ini dividen yield PTBA sebesar 30,14 persen atau 5 kali lipat lebih tinggi dari bunga deposito bank sebesar 6 persen.
Dividen ini juga melampaui sukuk tabungan maupun ORI yang diterbitkan oleh negara. Terakhir sukuk Tabungan seri ST010T2 (tenor 2 tahun) menawarkan tingkat imbalan/kupon floating with floor sebesar 6,25 persen per tahun dan seri ST010T4 (tenor 4 tahun) 6,4 persen per tahun. Pemerintah juga akan mengeluarkan ORI023 dengan kupon yang tidak akan jauh berbeda dengan sukuk tabungan terakhir.