Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Mangkrak, Smelter Mempawah Antam (ANTM) Gandeng Lagi Chalieco China

Smelter bauksit Mempawah sudah mencapai progres 40 persen dan ditarget mulai commissioning pada Juni 2024.
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) melaksanakan RUPST di Jakarta, Kamis (15/6/2023). Kiri ke kanan  Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Elisabeth  Siahaan, Direktur Utama Nicolas D. Kanter, Direktur Pengembangan Usaha I Dewa Bagus Wirantaya, dan Corporate Secretary Syarif Faisal Alkadrie/Bisnis-Mutiara Nabila.
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) melaksanakan RUPST di Jakarta, Kamis (15/6/2023). Kiri ke kanan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Elisabeth Siahaan, Direktur Utama Nicolas D. Kanter, Direktur Pengembangan Usaha I Dewa Bagus Wirantaya, dan Corporate Secretary Syarif Faisal Alkadrie/Bisnis-Mutiara Nabila.

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sempat mangkrak, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) bersama dengan PT Inalum (Persero) kembali menggarap proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) dan ditargetkan mulai uji operasional atau commissioning pada Juni 2024. 

Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Bagus Wirantaya mengatakan saat ini ANTM tengah menjajaki kerja sama dengan Chalieco (China Aluminium International Engineering Corporation Ltd.) yang merupakan BUMN asal China untuk mendirikan SGAR. 

"Mudah mudahan ini bisa kami realisasikan sehingga benar-benar cadangan bauksit Antam memberikan nilai tambah bagi semangat hilirisasi," ujarnya dalam konferensi pers RUPST Antam, Kamis (15/6/2023). 

Terkait dengan proyek SGAR di Mempawah, Antam menggandeng Inalum dengan proporsi kepemilikan saham Inalum 60 persen dan Antam 40 persen. 

"Saat ini kami bersama sama, Inalum berkomitmen untuk bisa deliver project tersebut, sehingga bisa mulai commisioning pada Juni 2024," imbuhnya.

Sebelumnya, pemerintah mencabut proyek pengerjaan SGAR Mempawah itu dari daftar proyek strategis nasional (PSN) lewat penerbitan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 pada akhir Juli 2022 lalu. 

Adapun, molornya proyek yang ditaksir mencapai US$1,7 miliar dengan kapasitas operasi 1 juta ton itu disebabkan karena perselisihan yang terjadi dari pihak pemegang konsorsium EPC yakni BUMN asal China, Chalieco dengan porsi saham awal 75 persen dan sisanya PTPP.

Proyek untuk pemurnian bijih bauksit itu sempat ditarget selesai pembangunan infrastrukturnya minimal 70 persen pada Maret 2022. Namun, perselisihan itu menghambat pengerjaan smelter di posisi 13 sampai 14 persen.

"Kami ucapkan terima kasih, dari Inalum dan MIND ID bisa menyelesaikan masalah tersebut. Progress saat ini 40 persen, diharapkan akhir tahun bisa sesuai target yang diharapkan," imbuh Dewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper