Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sawit yang dikendalikan taipan Peter Sondakh PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) menjual seluruh kepemilikan saham dalam lima anak usahanya kepada PT Nova Anugerah Abadi.
Kelima anak usaha BWPT yang dilepas tersebut adalah PT Arrtu Plantation, PT Arrtu Agro Nusantara, PT Arrtu Borneo Perkebunan, PT Arrtu Energie Resources, dan PT Mandiri Kapital Jaya. Berdasarkan laporan keuangan BWPT per 31 Maret 2023, total aset lima anak perusahaan ini mencapai Rp1,88 triliun.
“Transaksi ini akan memperkuat arus kas dan mengurangi kewajiban utang bank yang menjadi dampak positif bagi kelangsungan usaha perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan BWPT Andrew Haryono dalam keterbukaan informasi, Senin (12/6/2023).
Menurut Andrew, transaksi ini juga akan membuat operasional dan finansial perseroan lebih efektif dan efisien. Adapun pihak pembeli yakni PT Nova Anugerah Abadi tidak memiliki hubungan afiliasi dengan BWPT. Transaksi ini dilakukan pada 9 Juni 2023.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir, BWPT memiliki utang bank jangka pendek sebesar Rp442,1 miliar, utang jangka pendek kepada lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp353,56 miliar dan ditambah utang bank yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun sebesar Rp729,8 miliar.
Adapun utang bank jangka panjang mencapai Rp3,885 triliun. Dengan beban tersbeut, BWPT hanya mencatatkan kas dan setara kas Rp40,32 miliar pada akhir Maret 2023.
Baca Juga
Pada kuartal I/2023, BWPT mencatatkan pendapatan usaha Rp1,04 triliun, naik 40,48 persen year on year (yoy) dari Rp744,49 miliar per Maret 2022. Pendapatan usaha ditopang minyak kelapa sawit Rp929,23 miliar, selanjutnya penjualan inti kernel Rp81,94 miliar dan tandan buah segar Rp24,7 miliar.
Dari sisi produksi, BWPT menghasilkan CPO 75.000 ton pada kuartal I/2023, dan produksi palm kernel 14.000 ton. Produksi CPO tumbuh 86 persen pada kuartal I/2023 sehingga mendorong pendapatan.
Peningkatan pendapatan BWPT turut mendorong kinerja bottom line. BWPT pun mencatatkan laba bersih Rp18,27 miliar pada kuartal I/2023 dibandingkan rugi bersih Rp217,67 miliar per Maret 2022.