Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik crazy rich Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) berambisi terus memperbesar kontribusi dari segmen nikel. Dalam 2-3 tahun ke depan, segmen ini ditarget memberikan kontribusi 50 persen dari total laba perseroan.
Sebagai gambaran, pada 2022 HRUM mencatatkan kontribusi bisnis nikel ke laba bersih sebesar 13 persen. Tepatnya setara US$39 juta, dari total laba bersih US$302 juta.
"Untuk tiga bulan pertama, kontribusi sekitar 12 persen yang kami harapkan dapat meningkat di bulan-bulan berikutinya," kata Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunaradalam paparan publik, dikutip Minggu (11/6/2023).
Ray menjelaskan hingga kuartal I/2023, HRUM mencatatkan realisasi produksi nikel sebesar 6.000 ton dalam bentuk nickel pig iron (NPI) melalui anak usaha PT Infei Metal Industry (IMI). Sebagaimana diketahui, IMI telah mengoperasikan smelter NPI berkapasitas 28.000 ton per tahun.
Selain IMI, HRUM juga tengah menyelesaikan proyek smelter lain melalui PT Westrong Metal Industry (WMI). Smelter nikel HRUM yang terletak di Pulau Halmahera ini diharapkan mulai beroperasi komersial pada kuartal IV/2023.
Kapasitas produksi dari WMI adalah sebesar 56.000 ton per tahun. Hingga saat ini, progres pembangunan smelter WMI menurut Ray telah mencapai 70-80 persen.
Baca Juga
Adapun HRUM akan terus menjajaki peluang ekspansi di sektor nikel, baik hulu maupun hilir. Ekspansi ini dilakukan untuk menambah sumber daya yang dimiliki HRUM, dan di saat yang sama melakukan ekspansi ke industri pengolahan.
HRUM menyampaikan telah menganggarkan dana yang cukup signifikan untuk melakukan ekspansi dan investasi di sektor nikel pada 2023. Ray menjelaskan pembangunan smelter WMI masih membutuhkan dana sekitar US$90 juta untuk penyelesaiannya.
"Untuk investasi baru kami anggarkan dana semaksimal mungkin menyesuaikan posisi kas dan pendanaan HRUM saat ini," ucapnya.