Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Bos Baru GOTO hingga Resesi Eropa

Kehadiran Patrick Walujo sebagai CEO GOTO menumbuhkan harapan para investor. Uni Eropa mengalami resesi, bagaimana kelanjutan perekonomiannya?
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Turun gunungnya Patrick Sugio Walujo menjadi Chief Executive Officer baru PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memberikan arus positif bagi pergerakan saham. Investor menaruh harapan baru dengan adanya pergantian nahkoda di GOTO.

Selain itu, perekonomian zona Eropa secara resmi memasuki resesi, pasca revisi data pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di kawasan tersebut menunjukkan pertumbuhan negatif dua kuartal berturut. Seiring rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa bakal turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi ke depan.

Berita tentang Patrick Walujo di GOTO dan menyoal resesi ekonomi Eropa bersama berbagai berita lainnya setiap hari disajikan Bisnisindonesia.id secara analitis dan lebih mendalam.

Berikut lima berita pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Sabtu (10/6/2023).

1. Menaruh Asa Prospek Saham GOTO Usai Dinakhodai Patrick Walujo

Sambutan baik dari investor tersebut tercermin dari pengutan saham GOTO sesaat menjelang penutupan perdagangan usai Patrick Walujo ditunjuk sebagai CEO pada Kamis, (8/6/2023). Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan dengan adanya perubahan kepemimpinan di GOTO, maka arus pasti akan berubah.

Meskipun nasib saham GOTO, menurutnya kembali pada sejauh apa dari rencana bisnis hingga komitmen pimpinan untuk melangkah maju. “Selain itu,kompetisi memang penting, tapi arah dari perusahaan juga jauh lebih penting,” kata Nico dikutip, Jumat, Kamis.

Pada penutupan perdangan Kamis (8/6/2023), saham GOTO ditutup naik 7,76 persen atau naik 9 poin ke level Rp125 per saham menjelang penutupan setelah kabar penunjukan CEO baru tersebut. Sementara hingga akhir perdangan Jumat, saham GOTO masih mempertahankan kenaikan hingga 1,6 persen ke level harga Rp127 per saham.

“Potensi secara jangka pendek ada koreksi, tetapi secara jangka menengah dan panjang terlihat adanya potensi penguatan. Hati-hati, karena volatilitas tinggi,” katanya.

 

2. United Tractors (UNTR) Akuisisi Tambang Nikel Lagi, Ekspansi EV?

PT United Tractors Tbk. (UNTR) melalui entitas usahanya akan mengambil 19,99 persen saham Nickel Industries Limited senilai 943 juta dolar Australia atau sekitar Rp9,38 triliun.

UNTR pada hari ini, Jumat (9/6/2023) melalui anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki perseroan, PT Danusa Tambang Nusantara, mengumumkan penandatanganan Share Subscription Agreement (SSA) untuk melakukan pengambilan 19,99 persen kepemilikan saham di Nickel Industries Limited (NIC). NIC merupakan perusahaan tercatat di Australian Securities Exchange Ltd.

Berdasarkan SSA, NIC akan menerbitkan sejumlah 857 juta saham biasa baru kepada Grup UNTR dengan harga 1,10 dolar Australia per saham dengan total investasi perseroan sebesar 943 juta dolar Australia atau sekitar Rp9,38 triliun.

"Penyelesaian transaksi ini tergantung pada pemenuhan prasyarat tertentu, termasuk persetujuan dari pemegang saham NIC berdasarkan Peraturan Pencatatan ASX," jelas Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma, dalam keterangan resmi. 

NIC adalah perusahaan di bidang pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di dalam atau dekat dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera.

NIC memiliki 80 persen saham di PT Hengjaya Mineralindo (perusahaan tambang nikel) yang merupakan salah satu pemasok terbesar bijih limonit dan saprolit high-grade ke IMIP. NIC memiliki saham mayoritas pada dan mengoperasikan dua belas lines rotary kiln electric furnace (RKEF).


3. Shell Melunak, Pertamina Segera Dampingi Inpex di Blok Masela

Rencana PT Pertamina (Persero) untuk dapat bermitra dengan Inpex Corporation dengan mengakuisisi 35 persen hak partisipasi (participating interest/PI) Shell Upstream Overseas Ltd. di Blok Masela bakal segera terwujud.

Raksasa migas asal Belanda itu yang sebelumnya terkesan mengulur-ulur waktu penyelesaian divestasi saham di proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Abadi di Laut Arafuru, Maluku tersebut, setidaknya kini mulai melunak.

Shell bahkan diketahui sudah lebih fleksibel dalam proses negosiasi terkait dengan harga saham yang akan dilepas ke Pertamina. Jika sebelumnya Pertamina disebut-sebut harus menyiapkan dana minimal US$1,4 miliar atau setara dengan Rp21 triliun untuk dapat menggantikan Shell di Blok Masela, nilai divestasi saham itu belakangan mulai mendekati kesepakatan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif menyebut bahwa Shell belakangan mulai luluh untuk memberikan harga penawaran kepada konsorsium Pertamina dengan harga di bawah US$1 miliar.

“Mereka [Shell mau turunkan] di bawah US$1 miliar,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Adapun, Arifin menambahkan bahwa produksi gas dari ladang gas raksasa itu juga telah mendapatkan sejumlah pembeli potensial dari dalam negeri dan pasar internasional. Beberapa nota kesepahaman juga telah diteken untuk menjamin kepastian investasi di blok yang telah lama terbengkalai tersebut. 

 

“Sudah ada paling enggak MoU, sudah ada komitmen. Untuk offtake, selain domestik juga ada beberapa [luar negeri], kita prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Arifin.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sebelumnya telah memberikan ultimatum kepada Shell terkait dengan rencana pelepasan PI di Blok Masela. Jika hingga 2024 Proyek Abadi Masela tak kunjung beroperasi, pemerintah akan mengambil kembali proyek tersebut dan melelang ulang PI Shell di Masela.

4. Larangan Ekspor Bauksit Berlaku 10 Juni 2023, PR Masih Menumpuk

Pemerintah tetap kekeh akan menutup keran ekspor bijih bauksit mulai besok, 10 Juni 2023, meskipun pekerjaan rumah untuk menggenjot ekosistem penghiliran komoditas mineral itu di Tanah Air masih menumpuk.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Minerba Nomor 3 Tahun 2020, larangan ekspor bauksit dan mineral lainnya akan berlaku 10 Juni 2023. Mengacu pada Pasal 170A UU Minerba tersebut, pembangunan fasilitas smelter mineral sejatinya harus sudah diselesaikan pada 10 Juni 2023, dan batas pengiriman mineral ke luar negeri maksimal 3 tahun sejak UU tersebut disahkan.

Hanya saja, untuk saat ini pemerintah hanya melarang ekspor bijih bauksit, sementara untuk konsentrat tembaga, besi, timbal, seng, dan lumpur anoda hasil pemurnian tembaga tetap diperbolehkan untuk diekspor tetapi dengan sejumlah persyaratan termasuk adanya denda dan sanksi administratif serta bea keluar.

“Jadi, jadi, kita akan [moratorium ekspor] bauksit,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Kepastian larang ekspor bauksit itu juga ditegaskan oleh Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, rencana moratorium ekspor itu bakal disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Nanti kita lihat akan diumumkan presiden,” kata Luhut kepada Bisnis.

Tak bisa dimungkiri, keinginan kuat pemerintah melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023 ini masih menjadi dilema. Di satu sisi, penghentian ekspor bahan mentah komoditas tambang itu akan memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi Indonesia, di sisi lain serapan bijih bauksit di dalam negeri masih cukup kecil dibandingkan dengan penjualan ekspor.

5. Prospek Pertumbuhan Eropa Setelah Resmi Resesi

Ekonomi zona Euro tergelincir ke dalam resesi teknis pada tiga bulan pertama 2023. Hal ini sesuai data dari lembaga statistik Eurostat pada Kamis (8/9/2023), seiring munculnya tanda-tanda kenaikan suku bunga bank sentral akan membatasi prospek pertumbuhan masa depan wilayah tersebut.

Produk domestik bruto (PDB) untuk zona Euro 20 negara mengalami penurunan sebesar 0,1% pada kuartal pertama dibandingkan dengan kuartal terakhir tahun 2022, ketika PDB juga turun sebesar 0,1% pada kuartal I/2023, yang direvisi dari pembacaan sebelumnya yang nol. Dengan demikian, dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi biasanya digambarkan sebagai resesi teknis.

"Permintaan domestik tidak berada dalam kondisi yang baik. Ke depan, pertumbuhan akan tetap lemah meskipun harga energi grosir yang turun, karena kebijakan moneter yang ketat merusak investasi dan tekanan inflasi yang masih ada membatasi konsumsi," kata Analis Oxford Economics dalam catatannya, dikutip dari Reuters, Jumat (9/6/2023).

Mereka menambahkan pengeluaran publik pada kuartal pertama mengalami kontraksi terbesar dalam sejarah kecuali saat gelombang pertama pembatasan virus corona pada 2020.

 

Secara terpisah, para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan triwulanan akan pulih sebesar 0,2% di setiap tiga kuartal yang tersisa tahun ini. Analisis ini dinilai moderat, para ekonom juga memperkirakan Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Juni dan Juli 2023 dalam upayanya menanggulangi inflasi yang sulit diatasi.

Ini akan mengangkat tingkat deposito ECB menjadi 3,75% dalam kenaikan suku bunga sebesar 425 basis poin yang belum pernah terjadi sejak bank tersebut mengangkat suku bunga keluar dari wilayah negatif pada bulan Juli tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper