Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: CPO & Restriksi UE hingga Target Sulit Sri Mulyani

Berita restriksi Uni Eropa atas komoditas CPO hingga beberapa isu ekonomi bisnis pilihan lainnya dirangkum dalam Top 5 News BisnisIndonesia.id Kamis (8/6/2023).
Ilustrasi-Canva
Ilustrasi-Canva

Bisnis.com, JAKARTA—Tiga pekan sudah Undang-Undang Anti-Deforestasi atau EU Deforestation Regulation berjalan. Meski begitu, Indonesia dan Malaysia masih berharap kabar baik dari Komisi Eropa sepulang dari Brussels, Belgia.

Berita terkait industri crude palm oil atau CPO Indonesia di Eropa menjadi salah satu isu yang dikemas secara analitik dan mendalam di BisnisIndonesia.id. Berikutnya juga dirangkum beberapa isu ekonomi bisnis pilihan lainnya dalam Top 5 News BisnisIndonesia.id Kamis (8/6/2023).

1. Manuver Indonesia - Malaysia Goyang Keputusan Eropa

Tiga pekan sudah Undang-Undang Anti-Deforestasi atau EU Deforestation Regulation berjalan. Meski begitu, Indonesia dan Malaysia masih berharap kabar baik dari Komisi Eropa sepulang dari Brussels, Belgia.

Jauh sebelum aturan ini berlaku pada 16 Mei 2023, Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup getol menolaknya. Betapa tidak, EUDR memberi kekhawatiran pada terhambatnya ekspor produk utama RI ke Eropa. 

Kebijakan ini mengharuskan komoditas pertanian yang masuk ke kawasan tersebut terbebas dari lahan deforestasi. Maksudnya, tiap komoditas ekspor tidak berasal dari lahan hasil penggundulan hutan. Rencananya, UU Anti-Deforestasi ini berlaku paten pada Desember 2023.

Langkah Benua Biru tersebut menyasar sejumlah komoditas ekspor utama asal Tanah Air seperti minyak kelapa sawit, kedelai, dan kayu. Termasuk pula kakao, daging sapi, karet, kulit, coklat, furnitur, arang hingga produk kertas cetak.


2. Mengenal Produsen Makanan Ringan Berbahan Singkong yang Mendunia

Akhir-akhir ini makanan sehat tengah menjadi tren. Kesadaran mengkonsumsi makanan sehat tidak hanya di Indonesia saja tetapi menjadi sebuah tren di dunia. 

PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI), produsen makanan ringan Maxi Sweet Potatoes, terus berkomitmen untuk menyediakan produk makanan yang sehat dan berkualitas tinggi. Produk-produk yang ditawarkan dibuat dengan standard keamanan pangan terketat di dunia. Pasar yang dibidik sangat niche mengikuti trend dunia yg mengarah kepada healthy snack.

Presiden Direktur PT Maxindo Karya Anugerah Sarkoro Handajani mengatakan salah satu keunggulan perseroan adalah menyediakan produk nabati yang cocok bagi mereka yang mengikuti pola makan vegetarian atau vegan. Produk nabati ini mengandung berbagai nutrisi penting seperti protein nabati, serat, dan vitamin yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian.

Dalam memilih makanan sehat, penting untuk memperhatikan label dan informasi nutrisi pada kemasan produk. Perseroan juga memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai nilai gizi dan bahan-bahan yang digunakan dalam produk mereka. Hal ini membantu konsumen dalam membuat pilihan.


3. Gasifikasi Batu Bara dan Misi Sulit Lepas dari Jerat Impor LPG

Keinginan pemerintah untuk bisa menekan hingga terlepas dari belenggu impor gas minyak cair (liquefied petroleum gas/LPG)—salah satunya dengan percepatan proyek gasifikasi batu bara menjadi produk gas atau dimethyl ether (DME)—kian sulit tercapai.

Sejumlah proyek gasifikasi batu bara di Tanah Air hingga kini masih mengambang bahkan bisa dibilang terancam gagal terealisasi, padahal pemerintah telah mencanangkan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME sebagai substitusi impor LPG.

Dengan kemampuan produksi LPG di dalam negeri yang ditargetkan 1,97 juta ton per tahun hingga 2024, sedangkan kebutuhan domestik yang terus meningkat di atas 8,5 juta ton, berdampak pada impor LPG yang terus bertambah.
Sejalan dengan itu, subsidi LPG juga terus membengkak setiap tahunnya. Setidaknya, pemerintah harus menyiapkan dana sekitar Rp60—Rp80 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk menyubsidi kebutuhan LPG di dalam negeri.

4.  Profil 2 Proyek Jalan Tol Waskita Diambil Alih Hutama Karya

Dua proyek tol milik PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan diambil alih penyelesaiannya oleh PT Hutama Karya (Persero). 

Kedua ruas tol tersebut yakni jalan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi) dan tol Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapalbetung). Hal ini buntut dari tersandungnya Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono menjadi tersangka korupsi, tingginya beban utang, dan tak disuntikannya Penyertaan Modal Negara (PMN) di WSKT.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan meskipun proyek sudah diambil alih oleh Hutama Karya, namun masih terbuka kemungkinan bagi Waskita untuk tetap menjadi kontraktor konstruksinya. 

“Bisa saja nanti Waskita yang garap, tapi uangnya di Hutama Karya. Jadi bisa saja Waskita jadi kontraktor,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI, Rabu (7/6/2023). 

5.  Sulitnya Mengamini Target Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani memandang target pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,3 – 5,7% pada 2024 realistis untuk dicapai. Seiring keyakinan itu, pemerintah juga fokus dalam meningkatkan kewaspadaan dari gejolak global.

Kerangka Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF), yang nantinya menjadi dasar dari APBN Tahun Anggaran 2024, mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan dapat mencapai 5,3% hingga 5,7%. “Pemerintah memandang bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 antara 5,3 - 5,7% adalah sebuah proyeksi yang realistis,” ujar Sri Mulyani dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dikutip pada Rabu (7/6/2023).

Sri Mulyani menuturkan bahwa sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan dipengaruhi dinamika dan prospek ekonomi global, serta faktor-faktor domestik.

Menurut Menkeu, prospek pertumbuhan dari sisi global untuk tahun 2024 diperkirakan membaik dibandingkan tahun ini yang dianggap sebagai tahun yang paling lemah. Pertumbuhan ekonomi global tahun depan diperkirakan mengalami akselerasi dibandingkan dengan tahun 2023, yang diproyeksikan mencapai 2,8%. Adapun, tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai 3%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : BisnisIndonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper