Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) untuk kali pertama menembus level harga saham tertinggi ke posisi Rp925 per saham berkat sentimen dividen.
Berdasarkan data Bloomberg, saham PGEO menembus posisi Rp925 per saham pada penutupan perdagangan Selasa (6/6/2023). Sementara untuk perdagangan dalam sehari, rekor tembus pada hari ini, Rabu (7/7/2023) ke posisi Rp130 per saham.
Adapun saham PGEO pertama kali dilepas pada level Rp875 per saham saat IPO. Menurut data Bloomberg selama tahun berjalan, saham PGEO berada pada posisi terendah Rp615 per saham dan rata-rata diperdagangkan pada posisi Rp793 per saham.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menyatakan kenaikan harga saham PGEO ditopang oleh sentimen potensi pembagian dividen tersebut. Menurutnya ada risiko aksi profit taking karena saham tersebut mampu memecahkan rekor.
"Kinerja PGEO sejauh ini memang menguntungkan dan jika melihat kenaikan harga saham biasanya investor mengakumulasi saham sebelum RUPST dengan melihat adanya [potensi] pembagian dividen," katanya dalam riset, Rabu (7/6/2023).
Adapun bila mengacu pada prospectus yang pernah diterbitkan, Manajamen PGEO memutuskan akan memberikan dividen maksimal 50 persen dari laba bersih setiap tahunnya.
Baca Juga
Sementara itu, dalam RUPST yang digelar awal pekan ini, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen sebesar US$100 juta atau 78 persen dari laba bersih 2022.
Nafan melihat PGEO memiliki potensi besar mengingat Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan geothermal terbesar di Asia Tenggara.
Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah menyampaikan bahwa saat ini perseroan berada dalam kondisi keuangan yang sangat baik.
"Hasil RUPST ini meningkatkan optimisme kami terhadap pertumbuhan PGEO secara positif dan konsisten. Ke depan, perseroan akan terus berkomitmen untuk mengembangkan dan menjaga pertumbuhan bisnis serta mengembangkan potensi energi hijau di Indonesia," tuturnya, dikutip dalam keterangan pers, Senin (5/6/2023).
Selanjutnya PGEO juga menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana IPO, yaitu untuk investasi pengembangan kapasitas tambahan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) operasional perseroan.
Selain itu, dalam RUPST tersebut, pemegang saham PGEO juga menyetujui perubahan pengurus. Dalam hal pergantian jabatan tersebut, posisi Komisaris Independen Samsul Hidayat digantikan menjadi Sujit S. Parhar.
Selanjutnya perubahan Direktur Utama dari Ahmad Yuniarto menjadi Julfi Hadi, Direktur Operasi dari Eko Agung Bramantyo menjadi Ahmad Yani. Selain itu, RUPST kali ini juga menunjuk Dannif Danusaputro sebagai Komisaris.