Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyoroti laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Di sisi lain, Waskita Karya memproyeksikan kerugian semakin membengkak pada 2023.
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan salah satu isu tata kelola keuangan dari Waskita adalah laporan keuangannya yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Pihak Kementerian BUMN sedang melakukan investigasi mengenai hal tersebut.
“Memang pelaporan keuangannya juga tidak sesuai dengan kondisi riil. Artinya dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun padahal cashflow tidak pernah positif sebetulnya,” ujar Tiko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI, Senin (5/6/2023).
Dia lantas mengatakan ada kemungkinan laporan keuangan dari Waskita membutuhkan pernyataan kembali atau restatement karena kondisi yang tidak sesuai dengan fakta.
Lebih lanjut, dia mengatakan apabila ada unsur pidana berupa penipuan atau fraud dalam laporan keuangan Waskita, maka Kementerian BUMN dapat mengajukan tuntutan ke ranah pengadilan kepada manajemen lama yang melaporkan kala itu.
“Saya sudah lapor ke ketua BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Apabila memang ada fraud dari sisi pelaporan keuangan kita bisa lakukan tindakan tegas dengan kerangka governance yang ada,” jelasnya.
Baca Juga
Kemudian secara tata kelola manajerial, para BUMN karya disebut tidak memiliki IRP (Integrated Resource Planning/ Analisis Kualitas Software). Dia mencontohkan secara sistem muncul sub kontraktor yang hanya selembar kertas kemudian digunakan untuk menarik dana perbankan meski tidak ada proyek.
Dia menyebut nantinya Kementerian BUMN akan berupaya untuk memastikan adanya IRP yang lengkap sehingga tidak ada lagi penagihan uang yang hanya selembar kertas untuk masuk ke sistem.
“Kita pastikan tahun ini berjalan bersama komisaris, tapi nanti secara total dengan Menteri sudah memberikan arahan kita akan lakukan integrasi,” katanya.
Selain itu, dia juga menyebut dari sisi market selama ini persaingan pasar untuk tender proyek terlalu ketat sehingga hampir semua proyek yang dimenangkan memiliki margin yang kecil. Dia lantas menyebut para BUMN karya termasuk Waskita selama ini hanya memutar arus kas karena keuntungan yang relatif kecil.
“Ini memang perbaikan secara ekosistem supaya kedepan ekosistem proyeknya juga sehat karena kalau tidak sehat proyeknya percuma kita punya karya ini tidak akan pernah untung,” tuturnya.
Proyeksi 2023
Sementara itu, emiten BUMN karya WSKT memperkirakan rugi bersih akan meningkat 7,44 persen menjadi Rp1,79 triliun pada 2023.
Dikutip melalui laporan tahunan 2022, manajemen Waskita mengestimasikan rugi bersih mencapai Rp1,79 triliun pada 2023. Rugi tersebut meningkat 7,44 persen dari rugi tahun berjalan sebesar Rp1,67 triliun sepanjang 2022.
“Sejumlah komponen yang mempengaruhi hal tersebut di antaranya beban keuangan yang sejumlah Rp3,32 triliun,” tulis manajemen dalam Laporan Tahunan 2022.
Jika menilik laporan keuangan per 31 Desember 2022, Waskita mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp1,89 triliun pada 2022. Rugi ini membengkak 73,3 persen dari Rp1,09 triliun dibanding periode yang sama sebelumnya.
Di sisi lain, Waskita menargetkan pendapatan sebesar Rp20,54 triliun atau naik 34,27 persen dibandingkan capaian Rp15,3 triliun pada 2022. Adapun keseluruhan pendapatan Rp20,54 triliun merupakan pendapatan internal.
Secara rinci, segmen konstruksi diperkirakan berkontribusi hingga Rp14,11 triliun, beton precast Rp2,3 triliun, toll road Rp7,52 triliun, realti Rp1,07 triliun, dan infrastruktur lainnya sebesar Rp1,1 triliun.
Waskita juga telah menyiapkan beberapa strategi pemulihan kinerja keuangan dalam kerangka kerja transformasi bisnis. Di antaranya adalah Waskita berupaya unggul sebagai kontraktor EPC pada infrastruktur air dengan memanfaatkan aset dan keterampilan untuk menangkap pangsa pasar.
Waskita akan membangun kemampuan untuk menangkap pangsa domestik agar unggul dalam pembangunan bandara dengan membangun fungsi khusus bandara dan meningkatkan keahlian SDM.
Waskita juga fokus pada kereta api konvensional dan LRT, serta menyasar peluang pada proyek high-speed railway (HSR) atau Kereta Cepat, dan MRT.
Selanjutnya, Waskita akan membangun jejak pada bidang logam dan pertambangtan dengan menargetkan proyek pabrik pengolahan hilir. Hal ini didukung oleh beberapa elemen peningkatan kapabilitas seperti kemitraan, serta konsorsium dengan pemain dan pemilik lisensi processing.
Waskita juga tengah mempersiapkan ekspansi secara terarah dan selektif ke beberapa negara Asia Tenggara atau ASEAN lainnya. Hal ini dimungkikan melalui kemitraan dengan para pemain lokal lainnya.
Sebagai informasi, Waskita mencatatkan pendapatan Rp15,30 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut meningkat 25,18 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,22 triliun.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan Waskita juga ikut melambung 34,16 persen dari Rp10,32 triliun menjadi Rp13,85 triliun.