Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor batu bara, PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) berencana untuk memangkas kontribusi bisnis dari batu bara termal menjadi 75 persen hingga akhir 2023. Hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen dari keberlanjutan perseroan.
Presiden Direktur Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengatakan perseroan akan fokus mencari peluang dari komoditas baru yang memiliki prospek ke depannya dan sejalan dengan prinsip kelestarian lingkungan atau environmental, social, and governance (ESG).
"Sampai akhir 2023, kami yakin dapat mengurangi kontribusi bisnis dari batu bara termal menjadi 75 persen, dan selanjutnya memenuhi target di bawah 50 persen pada 2028," ujar Ronald dalam keterangannya dikutip Minggu, (4/6/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, strategi diversifikasi bisnis perseroan membuahkan hasil yang tercermin dari meningkatnya jumlah pendapatan dari bisnis batu bara metalurgi sekaligus mengurangi pendapatan dari batu bara termal.
Sebanyak 15 persen dari pendapatan perseroan yang dibukukan pada kuartal I/2023 berasal dari aktivitas penambangan batu bara metalurgi di Australia
"Kami terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek di masa depan, seperti halnya batu bara metalurgi, tembaga, nikel, dan lithium," katanya.
Baca Juga
Ditinjau dari sisi kinerja keuangannya, pendapatan DOID terpantau naik 23,25 persen secara year-on-year (yoy) pada kuartal I/2023 menjadi US$409,49 juta dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar US$332,25 juta.
Peningkatan pendapatan tersebut berasal dari jasa penyewaan alat berat oleh PT Berau Coal sebesar 27 persen atau US$111,84 juta, PT Indonesia Pratama sebesar US$72,78 juta atau 18 persen dari total pendapatan.
Kemudian PT Adaro Indonesia sebanyak 12 persen atau setara dengan US$50,22 juta dan BM Aliance Coal Operations Pty Ltd. sebesar US$39,58 juta atau 10 persen dari total pendapatan.
Kendati demikian, DOID masih membukukan rugi bersih sebesar US$618,94 ribu atau setara dengan Rp9,22 miliar (asumsi kurs Rp14.901/dolar AS) sepanjang kuartal I/2023. Rugi tersebut bengkak 34,10 persen dibanding periode tahun sebelumnya, meskipun perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan.
Secara neraca, total aset DOID per 31 Maret 2023 sebesar US$1,54 miliar atau turun dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar US$1,57 miliar.
Liabilitas perseroan turun tipis 1,31 persen menjadi US$1,29 miliar dari sebelumnya US$1,31 miliar. Sedangkan total ekuitas DOID tercatat sebesar US$252,22 juta atau turun dibanding akhir 2022 sebesar US$256,22 juta.