Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,05 persen atau 3,16 poin ke 6.633,26 pada akhir perdagangan Rabu (31/5/2023).
Berdasarkan data RTI, sebanyak 152 saham menguat, 419 saham melemah, dan 171 saham stagnan pada akhir perdagangan. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.562,95-6.657,65. Kapitalisasi pasar bursa parkir di Rp9.386,36 triliun.
Saat IHSG melemah, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) justru naik signifikan 34,86 persen menjelang akhir perdagangan atau lebih tepatnya 10 menit sebelum penutupan, setelah sepanjang hari di zona merah.
Sepanjang hari ini, saham GOTO bergerak di rentang 104-147 dengan volume yang diperdagangakan sebanyak 45,94 miliar saham dan turnover hingga Rp6,44 triliun. Kapitalisasi pasar GOTO bertengger di Rp174,10 triliun.
Berbarengan dengan IHSG yang melemah, saham emiten properti koleksi Lo Kheng Hong, DILD ambles 6,25 persen, dan saham emiten properti Sinarmas BSDE anjlok 5,41 persen.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan secara teknikal IHSG cenderung melanjutkan koreksi ke rentang 6.620-6.630. Hal ini berdasarkan pelebaran negative slope di Stochastic RSI dan terbentuknya death cross di MACD.
Baca Juga
“Secara teknikal, ada kecenderungan IHSG melanjutkan koreksinya ke kisaran 6.620-6.630,” ujar Valdy dalam riset, Rabu (31/5/2023).
Resistance untuk IHSG berada di level 6.760 pada hari ini. Sementara itu, pivot berada di level 6.700 dengan support di level 6.630. Beberapa saham yang menjadi pilihan adalah BBRI, GOTO, PGAS, PTBA, SMGR, ARTO, BBTN dan BTPS.
Selain itu, pelemahan mayoritas indeks global juga menjadi sentimen negatif bagi IHSG pada hari ini. Adapun indeks-indeks Wall Street cenderung bergerak sideways pada perdagangan kemarin.
Pelaku pasar masih belum yakin dengan potensi kesepakatan pagu utang antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan House Speaker Kevin McCarthy.
Kedua belah pihak sejatinya telah mencapai kesepakatan tentatif pada Sabtu (27/5/2023). Namun, kesepakatan masih membutuhkan persetujuan Kongres AS sebelum kesepakatan dapat efektif.
“Persetujuan perlu cepat diambil, pasalnya ekspektasi tercapainya debt ceiling semakin dekat, tepatnya di kisaran 5 Juni 2023,” tutur Valdy.