Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda (GIAA): Konser Coldplay Tambah Trafik Penerbangan

Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra mengharapkan kedatangan ke Jakarta pada November 2023 berdampak pada tingkat penumpang.
Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra mengharapkan kedatangan ke Jakarta pada November 2023 berdampak pada peningkatan penumpang./ Instagram PK Entertainment
Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra mengharapkan kedatangan ke Jakarta pada November 2023 berdampak pada peningkatan penumpang./ Instagram PK Entertainment

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra mengharapkan kedatangan band asal Inggris Coldplay ke Jakarta pada November 2023 dalam rangkaian tur Music of the Spheres bakal berdampak pada tingkat penumpang yang dilayani perusahaan.

BUMN penerbangan tersebut telah mengantisipasi lonjakan traffic penumpang dengan rencana penambahan armada pesawat pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Irfan mengatakan Garuda akan menambah 5 maskapai berjenis Boeing 737-800 yang datang bertahap.

“Kami memperkirakan traffic akan lebih baik dari RKP [rencana kerja perusahaan] kami, terutama dari haji. Kami juga mengamati peningkatan traffic bukan hanya seasonal tapi juga karena events seperti G20 dan KTT Asean karena kami mengangkut banyak officialsMusical events tahun ini juga banyak digelar. Dari Coldplay misalnya, kami harap semingguan untuk traffic ke Jakarta [akan naik],” kata Irfan dalam paparan publik, Selasa (30/5/2023).

GIAA sendiri memproyeksikan pendapatan pada 2023 akan naik hingga 87 persen dibandingkan dengan 2022. Penambahan armada pesawat dan jumlah penumpang yang diangkut bakal menjadi faktor pengerek kinerja tahun ini.

Pendapatan usaha GIAA yang naik 36,66 persen dari US$1,33 miliar pada 2021 menjadi US$2,1 miliar atau setara Rp33,07 triliun. Segmen penerbangan berjadwal berkontribusi senilai total US$1,68 miliar pada 2022, naik dari perolehan 2021 sebesar US$1,04 miliar.

Sementara itu, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal GIAA adalah sebesar US$178,21 juta, yang didapatkan dari penerbangan charter sebesar US$82,32 juta dan penerbangan haji sebanyak US$92,48 juta.

Adapun pendapatan Garuda Indonesia melonjak 72,2 persen year-on-year dari US$350,15 juta pada kuartal I/2022 menjadi US$602,99 juta pada kuartal I/2023.

Selain faktor tersebut, potensi kenaikan pendapatan juga datang dari layanan penerbangan jemaah haji. Irfan mengatakan GIAA akan menerbangkan sekitar 104.172 orang jemaah pada musim ibadah haji tahun ini. Jumlah tersebut naik 117 persen dibandingkan dengan 2022 yang hanya sebanyak 47.915 orang.

“Ada kemungkinan jumlah ini bertambah dari penambahan kuota. Kami masih menunggu konfirmasi angka final yang diberikan kepada Garuda karena kuota dibagi dua dengan maskapai Arab Saudi,” tambah Irfan.

Pada 2022 kontribusi dari segmen penerbangan haji mencapai 7,76 persen dari total pendapatan. Angka ini bertambah daripada 2021 yang berjumlah 7,23 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper