Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) bersiap menggalang dana melalui penawaran perdana saham (intial public offering/IPO) dan listing di Bursa pada 16 Juni 2023.
Adapun, VKTR atau Vektor akan melepas 8,75 miliar saham baru dengan nominal Rp10 per saham, jumlah saham ini mewakili 20 persen saham dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran berkisar di rentang Rp100—Rp130 per saham. Alhasil, total dana yang diincar tembus Rp1,13 triliun.
Komisaris Utama VKTR Anindya Bakrie mengungkapkan soal rencana pembagian dividen perseroan kepada pemegang saham setelah IPO. Menurutnya, saat ini fokus perseroan adalah mendapatkan keuntungan terlebih dahulu.
"Tentu dividen itu akan kami pertimbangkan dari manajemen, yang penting perusahaan untung. Jadi tinggal kami pertimbangkan apakah labanya akan kami bagikan dividen atau diinvestasikan," ujarnya kepada wartawan saat Media Gathering VKTR di Jakarta Pusat, Senin, (29/5/2023).
Mengacu kepada prospektus IPO VKTR, kemampuan perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan modal kerja pada masa yang akan datang.
Perseroan berencana untuk membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 50 persen dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2023.
Baca Juga
Besarnya pembagian dividen VKTR akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi perseroan. Oleh karena itu, saat ini perseroan fokus untuk mengembangkan kendaraan listrik komersial heavy mobility seperti bus dan truk listrik.
Sebagai informasi, VKTR telah menjalin kerja sama dengan raksasa kendaraan listrik asal China yakni BYD sejak 2018 silam, dengan mengimpor bus listrik secara utuh (completely built up/CBU) untuk digunakan sebagai armada bus listrik TransJakarta. Sejauh ini, TransJakarta telah mengoperasikan sejumlah 52 bus listrik BYD yang dipasok oleh VKTR.
Selain bus listrik, perseroan juga memfokuskan penjualan truk listrik atau EV Truck dengan potensi pasar yang diproyeksikan akan terus bertumbuh. Oleh karena itu, segmen truk listrik juga diharapkan akan menjadi tulang punggung (backbone) penjualan perseroan.
Penjualan truk listrik perseroan akan dipasarkan secara B2B atau business-to-business dengan berbagai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, perkebunan sawit, dan lain-lain.
"Dengan dana IPO tersebut kami bisa membuat pabrik sekalian tidak hanya untuk bus listrik tetapi juga truk listrik. Truk itu bagusnya karena jumlah populasinya 5,5 juta unit di seluruh Indonesia dibanding bus yang baru sekitar 213.000 unit. Jadi memang truk itu bisa menjadi tulang punggung juga ke depan," pungkasnya.