Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pelat merah anggota holding BUMN PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Petrokimia Gresik punya strategi khusus dalam rangka penanganan dan komersialisasi limbah gipsum.
Sebagai informasi, gipsum merupakan produk sekunder dari proses pembuatan pupuk. Alhasil, upaya continuous improvement gipsum menjadi produk yang memiliki nilai tambah pun termasuk upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan pihaknya telah mendapatkan izin pengecualian limbah B3 gipsum dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak 2021, melalui Surat Keputusan no. 238/MenLHK/Setjen/PLB3/5/2021.
“Dengan pengecualian ini, pemanfaatan gipsum di Petrokimia Gresik pun semakin optimal. Petrokimia Gresik mampu menjadikan gipsum yang awalnya merupakan cost center menjadi profit center,” ungkap Dwi Satriyo dalam keterangannya, Jumat (26/5/2023).
Baru-baru ini, Dwi berkesempatan membagikan tiga strategi yang dijalankan Petrokimia Gresik dalam memanfaatkan gipsum selama pembicara dalam Forum International Fertilizer Association (IFA) Annual Conference 2023 di Praha, Republik Ceko.
Dwi mengungkap bahwa Petrokimia Gresik memanfaatkan gipsum utamanya sebagai bahan baku purifikasi gipsum, di mana purified gypsum mampu mencapai 1,1 juta ton per tahun dengan nilai ekonomi sirkular sebesar US$80 juta setiap tahunnya.
Baca Juga
Kedua, gipsum Petrokimia Gresik juga dioptimalkan menjadi bahan baku produk pembenah tanah Petrokimia Gresik dengan merk dagang PetroCAS. Untuk pemanfaatan gipsum sebagai bahan baku PetroCAS di Petrokimia Gresik sebesar 300.000 ton per tahun dengan ekonomi sirkular mencapai US$21 juta.
Terkahir, gipsum Petrokimia Gresik juga dimanfaatkan untuk memproduksi pupuk ZA yang banyak digunakan sebagai agroinput pada perkebunan tebu. Penggunaan pupuk ZA terbukti mampu meningkatkan rendemen gula pada tanaman tebu. Total pemanfaatan gipsum sebagai bahan baku pupuk ZA adalah sebesar 200.000 ton per tahun dengan ekonomi sirkular mencapai US$23 juta.
Keberhasilan komersialisasi gipsum yang dilakukan oleh Petrokimia Gresik merupakan hasil kolaborasi antara Petrokimia Gresik dengan akademisi dan juga Pemerintah dalam upaya ekonomi sirkular.
Dwi mengklaim solusi pihaknya ini mendapat apresiasi di kalangan internasional karena dinilai berhasil dan selaras dengan prinsip IFA untuk mengedapankan konsep ABG (Academic, Bussiness, Government) Collaboration dalam menghasilkan ekonomi sirkular.
Kesempatan ini pun merupakan bentuk apresiasi IFA terhadap program inovasi Petrokimia Gresik dalam pengelolaan dan komersialisasi gipsum, di mana Petrokimia Gresik terus melakukan continuous improvement pada gipsum yang merupakan produk samping dari Pabrik Asam Fosfat.
"Di tengah presentasi, Mr. Volker Andresen yang menjabat sebagai Technical Director Sustainability IFA juga langsung memberikan apresiasi untuk inovasi Petrokimia Gresik ini. Tentu ini menjadi motivasi bagi kami untuk menghasilkan inovasi-inovasi berikutnya," tambahnya.
Ke depan, Petrokimia Gresik berkomitmen untuk terus melakukan upaya penurunan emisi gas rumah kaca demi mewujudkan upaya Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050) dengan pemanfaatan produk samping.
Sementara itu, Annual Conference 2023 merupakan salah satu session pada IFA Phosphogypsum Working Group 11th Annual Meeting. Kegiatan yang mengangkat tema "From Waste to Inventory" ini menghadirkan pembicara dengan materi inovasi terbaik dalam pengelolaan produk samping dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.