Bisnis.com, JAKARTA – Emiten infrastruktur dan jalan tol terafiliasi Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) berencana menambah portofolionya pada bisnis air. Sebelumnya anak usaha META telah melepas entitas usaha pengolahan air, senilai Rp55 miliar.
Direktur Utama META Muhammad Ramdani Basri mengatakan alasan utama pelepasan bisnis air sebelumnya lantaran kepemilikan melalui anak usaha, yakni PT Potum Mundi Infranusantara sebagai minoritas.
Potum melepas 26.957.000 saham setara 99,98 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor dalam PT Tirta Bangun Nusantara, kepada PT Bahtera Hijau Mandiri (BHM). Potum juga melepas 547 saham atau 0,02 persen dari seluruh saham PT Tirta Bangun Nusantara kepada BHS.
Adapun, PT Tirta Bangun Nusantara perusahaan yang dijual META ini merupakan pemegang saham sebesar 28 persen saham dalam PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri selaku pemegang konsesi Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cikokol, Kota Tangerang.
“Kalau kita [pemegang saham] minoritas kita tidak bisa kembangin lebih besar. Jadi lebih baik kita jual dan uangnya kita pakai untuk cari proyek lain dimana kita mayoritas,” ujar Ramdani di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Meski demikian, dia enggan membeberkan lebih detail mengenai penambahan bisnis air tersebut. Namun, dia menyebut META memiliki uang tambahan untuk mengembangkan proyek lain yang sedang dalam proses.
Baca Juga
Dalam penambahan portofolio bisnisnya, META akan lebih memprioritaskan posisinya sebagai pemegang saham mayoritas. Jika META menjadi pemegang saham mayoritas, maka emiten terafiliasi tersebut akan lebih leluasa dalam mengembangkan bisnisnya.
Menurutnya, META berencana membuat bisnis yang terintegrasi antara infrastruktur dengan saluran air, serta pelabuhan. Namun, dia menyebut aturan dari Pemerintah membuat META jauh lebih mudah untuk mengembangkan bisnis infrastruktur termasuk jalan tol.
Sebelumnya, Head of Corporate Communications META Indah D.P. Pertiwi mengatakan META melalui Potum masih memiliki beberapa portofolio untuk penyediaan air bersih. Salah satunya adalah PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) yang mengelola pendistribusian air bersih pabrik yang ada di kawasan industri wilayah Serang.
Kemudian masih ada PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) untuk pengolahan air dengan cakupan membangun, mengoperasikan, dan mengelola Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berada di Kawasan Industri Medan (KIM), Sumatera Utara.
“Kami juga melihat opportunity untuk mengembangkan [bisnis air] di kota-kota lainnya,” jelasnya.