Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penyedia jasa pertambangan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI) membukukan peningkatan pendapatan hingga 798 persen di kuartal I/2023.
Pendapatan BIPI naik menjadi US$125,83 juta atau setara Rp1,87 triliun (kurs Jisdor Rp14.936 per dolar AS). Pendapatan ini meningkat 798,18 persen dibanding kuartal I/2022 yang sebesar US$140,1 juta.
Peningkatan pendapatan ini didorong oleh penjualan batu bara sebesar US$117,33 juta yang merupakan sumber pendapatan baru bagi BIPI. Kemudian, sewa pelabuhan US$6,16 juta, CPP & OLC sebesar US$2,31 juta, dan lain-lain sebesar US$9.871.
Peningkatan pendapatan ini juga mendorong naiknya beban pokok pendapatan BIPI menjadi 2.036,9 persen menjadi US$95,24 juta. Beban pokok pendapatan ini meningkat dari US$44,57 juta dari kuartal I/2022.
Meski demikian, laba bruto BIPI tercatat naik 256 persen dari US$8,59 juta di kuartal I/2022, menjadi US$30,59 juta di kuartal I/2023.
Sementara itu, laba bersih BIPI juga naik 761,3 persen menjadi US$10,32 juta, dari US$1,19 juta secara tahunan. Laba bersih ini setara dengan Rp154,15 miliar.
Baca Juga
BIPI mencatatkan total aset sebesar US$1,81 miliar di akhir Maret 2023, naik dari akhir Desember 2022 sebesar US$1,13 miliar.
Total liabilitas BIPI tercatat meningkat menjadi US$1,17 miliar di 31 Maret 2023, dari US$594,07 juta di 31 Desember 2022. Sementara itu, total ekuitas BIPI juga naik menjadi US$643,87 juta di kuartal I/2023, dari US$536,2 juta di akhir 2022.