Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Green Bond Pertama Laris, Bos Pertamina Geothermal (PGEO) Siap Emisi Lagi

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) siap menerbitkan kembali green bond setelah sebelumnya sukses emisi US$400 juta atau sekitar Rp5,9 triliun.
Ruang kontrol turbin PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat./Bisnis-Gajah Kusumo
Ruang kontrol turbin PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat./Bisnis-Gajah Kusumo

Bisnis.com, GARUT — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mempertimbangkan untuk menerbitkan kembali green bond guna membiayai ekspansi kapasitas terpasang panas bumi perseroan.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan perseroan siap menerbitkan kembali obligasi global berupa green bond untuk membiayai rencana ekspansi perseroan untuk meningkatkan kapasitas terpasang hingga 600 MW hingga 2027.

"Pertamina Geothermal [PGEO] punya keuntungan kompetitif dengan menerbitkan green bond. Untuk peningkatan kapasitas terpasang sebanyak 250 MW pada 2023 masih memakai sisa dana IPO. Untuk tahun berikutnya kemungkinan kita akan emisi lagi green bond, katanya seusai meninjau wilayah kerja panas bumi Kamojang, Rabu (17/5/2023).

Nelwin mengatakan Pertamina Geothermal menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672MW saat ini menjadi 1.272MW pada tahun 2027.

“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, Pertamina Geothermal sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya US$1,6 miliar,” ungkapnya.

Nelwin menjelaskan emiten berkode saham PGEO itu telah menyiapkan investasi baru yang cukup signifikan sebesar US$250 juta pada 2023, dari estimasi belanja modal yang hanya sebesar US$60 juta pada 2022.

Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta. Jika ditotal, PGE menyiapkan investasi senilai US$1,6 miliar sepanjang 2023-2027.

Adapun penerbitan green bond PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) sukses meraup permintaan hingga US$3,3 miliar. Dengan demikian, terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali.

Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto respon positif pelaku pasar atas penerbitan green bond Pertamina Geothermal (PGEO) ditopang oleh sejumlah hal. Salah satunya, tingginya minat investor didasarkan pada performa perusahaan yang terbukti positif bagus di sepanjang tahun lalu.

"Selain itu, posisi Pertamina Geothermal [PGEO] sebagai pemain utama dari bisnis penghasil energi yang ramah lingkungan. Ini penting, karena akan menjadi penopang utama kesinambungan bisnis perseroan ke depan," ujar Myrdal dalam keterangannya.

Selanjutnya, imbal hasil yang ditawarkan Pertamina Geothermal (PGEO) terlihat cukup menarik di tengah tren penurunan yield obligasi global disamping peringkat investment grade (layak investasi) yang disandang perseroan di level internasional.

Sebagai informasi, emisi green bond Pertamina Geothermal (PGEO) memiliki kupon 5,15 persen per tahun dan akan jatuh tempo pada 2028. Sebelumnya PGEO telah menandatangani purchase agreement dengan beberapa pihak selaku Initial Purchasers, Joint Global Coordinators dan Joint Bookrunners (JBR) pada 20 April 2023, terkait dengan penerbitan green bond.

Para JBR bagi Pertamina Geothermal (PGEO) adalah Australia and New Zealand Banking Group Limited, BNP Paribas, Citigroup Global Markets Singapore Pte. Ltd., The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Mandiri Securities Pte. Ltd., MUFG Securities Asia Limited Singapore Branch, dan SMBC Nikko Securities (Hong Kong) Limited and United Overseas Bank Limited.

“Berdasarkan Purchase Agreement, Pertamina Geothermal (PGEO) menunjuk JBR untuk melakukan penawaran dan penjualan Surat Utang kepada investor di luar wilayah Indonesia. Purchase Agreement diatur berdasarkan hukum Negara Bagian New York, Amerika Serikat,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi dikutip Minggu (23/4/2023).

Manajemen Pertamina Geothermal juga mengatakan surat utang tersebut telah mendapatkan peringkat Baa3 (Stable) dari Moody’s dan BBB- (Stable) dari Fitch. PGEO akan menggunakan dana dari utang tersebut untuk melunasi seluruh sisa utang dengan Mandated Lead Arrangers, Kreditur Sindikasi Awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebagai Facility Agent yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023 (Facilities Agreement).

“Rencana penggunaan dana tersebut telah sesuai dengan Eligibility Criteria yang telah ditetapkan dalam Green Financing Framework perseroan,” ujar manajemen.

Manajemen mengatakan penerbitan surat utang tersebut diharapkan dapat memberikan keleluasan lebih bagi PGEO dalam merencanakan dan menjalankan bisnis. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan kegiatan usaha dari PGEO.
Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) stagnan di level harga Rp840, Rabu (17/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper