Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.804 Usai Pengumuman Surplus Neraca Dagang Indonesia

Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp14.804 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (15/3/2023).
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke posisi Rp14.804 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (15/3/2023). Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan pengumuman surplusnya neraca dagang Indonesia.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.20 WIB, rupiah ditutup terkoreksi 0,37 persen atau turun 54 poin ke posisi Rp14.804 per dolar AS. Sementara indeks dolar terpantau turun 0,16 persen ke level 102,51.

Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang kawasan Asia juga turut melemah di hadapan dolar AS. Diantaranya adalah peso Filipina turun 0,51 persen, yen Jepang turun 0,24 persen, dolar Taiwan turun 0,19 persen, rupee India turun 0,19 persen, dan won Korea Selatan turun 0,18 persen.

Selain itu, beberapa mata uang Asia yang menguat di hadapan dolar AS hari ini adalah baht Thailand naik 0,80 persen, yuan China naik 0,14 persen, dolar Singapura naik 0,12 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,02 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang disebabkan oleh kekhawatiran inflasi dalam negeri dan pertumbuhan secara global. 

“Meskipun kenaikannya dibatasi oleh antisipasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir tahun ini,” ujar Ibrahim dalam riset, Senin (15/5/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan dolar AS mendapat dukungan dari imbal hasil treasury yang lebih tinggi. Adapun survei ekspektasi inflasi jangka panjang konsumen AS naik ke level tertinggi sejak 2011.

Selain itu, Gubernur the Fed Michelle Bowman mengatakan Federal Reserve sebagai bank sentral AS kemungkinan tidak perlu menaikkan suku bunga jika inflasi tetap tinggi. Beberapa pejabat seperti Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy kemungkinan akan bertemu untuk membahas anggaran pada awal pekan ini.

Pertemuan antara Biden dan McCarthy seharusnya dilakukan pada Jumat pekan lalu, tetapi tertunda. Kedua belah pihak masih mengalami kekhawatiran atas kebuntuan plafon utang karena menaikkan batas pinjaman pemerintah AS sebesar US$31,4 triliun.

Para pelaku pasar memperhitungkan penurunan suku bunga akan dilakukan mulai Juli hingga akhir 2023. Penurunan ini dilakukan di tengah ekspektasi adanya pelonggaran persyaratan kredit menyusul jatuhnya Silicon Valley Bank pada Maret 2023.

“Di Asia, China menjadi pusat kekhawatiran baru tentang resesi global setelah serentetan data ekonomi yang mengecewakan, termasuk impor dan inflasi, menunjukkan permintaan domestik yang lemah,” tutur Ibrahim.

Dari dalam negeri, dia menyebut neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus US$3,94 miliar diperkirakan akan terus menyusut. Meski demikian dia menyebut surplus dapat bertahan lama karena harga komoditas akan turun perlahan seiring adanya beberapa faktor.

Beberapa faktor tersebut adalah kembali dibukanya perekonomian China, pengurangan produksi minyak OPEC+, dan penurunan produksi beberapa komoditas seiring adanya kemungkinan El Nino.

“Kinerja ekspor ke depan diperkirakan akan terus melemah akibat penurunan harga komoditas yang didorong oleh melemahnya permintaan global, di tengah tingginya inflasi dan berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan,” jelas Ibrahim.

Ibrahim memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif pada perdagangan besok. Namun, ditutup melemah pada rentang Rp14.780- Rp14.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper