Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten perunggasan termasuk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) harus berjibaku dengan kerugian pada kuartal I/2023. Mampukah ekspor ayam hidup ke Singapura menjadi angin segar bagi kinerja perseroan?
Japfa Comfeed Indonesia melakukan ekspor ayam hidup sejumlah 23.040 ekor langsung ke Singapura. Adapun, ekspor ini merupakan pertama kalinya bagi Indonesia.
Dubes Indonesia di Singapura Suryo Pratomo mengatakan Indonesia melakukan ekspor ayam hidup berjumlah 23.040 ekor atau setara 41,47 ton ayam broiler hidup ke Singapura pada Sabtu (13/5/2023) dini hari.
Dari sisi kinerja keuangan hingga akhir kuartal I/2023, JPFA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp11,76 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Penjualan tersebut turun 3,22 persen dari Rp12,15 triliun secara YoY.
Secara terperinci, segmen peternakan komersial mencapai Rp4,46 triliun atau turun 3,69 persen, pakan ternak sebesar Rp3,53 triliun turun 1,68 persen, dan pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen sebesar Rp1,84 triliun turun 0,09 persen.
Selanjutnya, segmen budidaya perairan sebesar Rp1,06 triliun turun 3,42 persen, pembibitan unggas Rp526,27 miliar turun 15,83 persen, serta perdagangan dan lain-lain sebesar Rp550,91 miliar atau naik 1,06 persen.
Baca Juga
Adapun, penjualan tersebut masih harus dikurangi potongan penjualan sebesar Rp226,09 miliar sehingga terdapat penjualan bersih sebesar Rp11,76 triliun.
Sementara itu penjualan berdasarkan geografis, JPFA mencatatkan penjualan lokal sebesar Rp11,56 triliun atau turun 3,42 persen, dan penjualan ekspor sebesar Rp200,83 miliar atau naik 9,43 persen.
JPFA mencatatkan adanya peningkatan beban pokok penjualan meski terjadi penurunan pada penjualan bersih. Beban pokok penjualan JPFA naik 4,54 persen dari Rp10,01 triliun menjadi Rp10,47 triliun per kuartal I/2023.
Dari kinerja bottomline JPFA harus menderita rugi sebesar Rp249,92 miliar pada tiga bulan pertama 2023. Nilai itu berbalik dari laba sebesar Rp603,73 miliar secara pada kuartal I/2022.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano sebelumnya menyebutkan Kerugian Japfa di kuartal I/2023 justru lebih besar daripada kuartal sebelumnya dalam ulasan Victor. Performa tiga bulan pertama 2023 juga menjadi yang terburuk setelah kuartal III/2021.
“Kerugian yang dialami Japfa merefleksikan harga bahan baku yang masih tinggi dan harga jual rata-rata DOC dan ayam pedaging yang lebih rendah,” tulisnya.
Secara keseluruhan, BRI Danareksa mempertahankan rekomendasi hold untuk CPIN, JPFA, dan MAIN. Target harga saham JPFA berada di Rp1.000.