Bisnis.com, JAKARTA - Produsen obat PT Merck Tbk. (MERK) menyampaikan akan membagikan dividen senilai total Rp143,3 miliar kepada pemegang sahamnya.
Corporate Secretary MERK Melisa Sandrianti mengatakan investor akan mendapatkan dividen sebesar Rp320 per saham atau senilai total Rp143,3 miliar.
Dalam keterangannya, Melisa mengatakan MERK membukukan laba bersih sebesar Rp179,83 miliar sepanjang 2022. MERK tercatat memiliki saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya senilai Rp712,8 miliar hingga 31 Desember 2022.
Dividen ini memiliki jadwal cum date di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 19 Mei 2023, dengan tanggal ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 22 Mei 2023. Lalu, cum dividen di pasar tunai pada 23 Mei 2023, dan ex dividen di pasar tunai pada 24 Mei 2023.
Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 23 Mei 2023, dan tanggal pembayaran dividen akan dilakukan pada 26 Mei 2023.
Sebagai informasi, MERK membukukan kinerja pendapatan yang naik 6 persen dari Rp1,06 triliun di tahun 2021 menjadi Rp1,12 triliun, serta peningkatan laba usaha sebesar 25 persen menjadi Rp239 miliar pada tahun 2022.
Baca Juga
Sementara itu, total aset MERK di tahun 2022 tercatat mencapai Rp1,038 triliun, naik 1 persen dibandingkan tahun 2021. Liabilitas mengalami penurunan 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp280 miliar dikarenakan liabilitas jangka pendek lainnya lebih kecil dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk ekuitas mengalami peningkatan sebesar 11 persen menjadi Rp757 miliar karena meningkatnya saldo laba. Sementara itu, rasio Liabilitas terhadap total aset tercatat stabil di angka 0,27 dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 0,33. Hal ini karena tidak ada perubahan terkait kemampuan MERK dalam membayar kewajibannya secara tepat waktu.
Selanjutnya untuk rasio laba terhadap aset (ROA) tercatat peningkatan sebesar 17,33 persen dari 12,83 persen di tahun 2021. Rasio Laba terhadap Ekuitas (ROE) juga mengalami kenaikan menjadi 23,75 persen dari 19,25 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan kedua rasio tersebut disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang signifikan di tahun 2022.