Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Cenderung Tertekan, Cek Saham-Saham Jagoan 2 Sekuritas

Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham di tengah fluktuasi IHSG yang cenderung tertekan.
Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham di tengah fluktuasi IHSG yang cenderung tertekan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham di tengah fluktuasi IHSG yang cenderung tertekan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang naik pada perdagangan hari ini, Jumat (12/5/2023) dan bergerak di rentang 6.700 hingga 6.850. 

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi menyebutkan secara teknikal IHSG terlihat melakukan koreksi dan kembali breakdown support garis MA(50,100) dengan membuat Lower Low (LL) level disertai volume.

“Meski berpeluang melakukan rebound, namun selama tidak mampu kembali breakout resistance garis MA(50,100) maka berpeluang untuk kembali membuat LL level dan tutup gap bawah di April ’23,” katanya dalam riset harian, Jumat (12/5/2023). 

Namun jika mampu kembali breakout dan bertahan diatas garis MA(50,100) maka berpeluang melanjutkan kenaikan untuk menguji resistance garis MA200. Range pergerakan IHSG saat ini berada dikisaran 6700 hingga 6850. Adapun saham pilihan Wafi yaitu:

  • BMRI Buy jika breakout 5.100 dengan target jual di 5.250 hingga 5.425. Cut loss di 5.050.
  • SMDR Buy area disekitar 376 dengan target jual di 392 hingga 408. Cut loss di 366.
  • KRAS Buy area disekitar 268 dengan target jual di 288 hingga 302. Cut loss di 262.
  • GDST Buy area disekitar 160 dengan target jual di 178 hingga 212. Cut loss di 147

Sementara itu, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan Mixed sentiments dari eksternal diperkirakan membayangi IHSG hari ini. IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif di rentang 6.730-6.840. 

“Kondisi oversold pada Stochastic RSI dapat meredam potensi pelemahan lanjutan pada IHSG,” jelasnya. 

Indikasi perlambatan aktivitas konsumsi dan manufaktur di Tiongkok menguat di April 2023. Sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, penurunan aktivitas manufaktur Tiongkok diperkirakan berdampak negatif pada demand komoditas dari Indonesia. Terlebih, data terakhir juga menunjukan adanya penurunan nilai ekspor dan impor Indonesia yang signifikan di Maret 2023.

Kondisi ini berpotensi memicu akselerasi rotasi sektor ke consumer-related sectors. Maka dari itu, Valdy mengatakan pelaku pasar dapat mencermati saham-saham consumer, seperti KLBF, SIDO, AKRA, CPIN dan JPFA. 

Terlepas dari saham-saham tersebut, saham-saham bank, terutama BBNI dan BMRI juga dapat diperhatikan seiring adanya sinyal rebound lanjutan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper