Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Beragam Terimbas Data Inflasi AS

Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (10/5/2023) di tengah meredanya lonjakan inflasi AS.
Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (10/5/2023) di tengah meredanya lonjakan inflasi AS. Bloomberg/Michael Nagle
Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (10/5/2023) di tengah meredanya lonjakan inflasi AS. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (10/5/2023), di tengah kenaikan harga konsumen yang menjadi patokan inflasi AS pada April 2023 yang sedikit lebih rendah dari perkiraan, menunjukkan tanda-tanda inflasi mulai mereda.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 30,48 poin atau 0,09 persen, menjadi menetap di 33.531,33 poin. Indeks S&P 500 naik 18,47 poin atau 0,45 persen, menjadi berakhir di 4.137,64 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 126,89 poin atau 1,04 persen, menjadi ditutup pada 12.306,44 poin.

Sejumlah 7 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan jasa-jasa komunikasi dan teknologi memimpin penguatan, masing-masing naik 1,69 persen dan 1,22 persen. Sementara sektor energi dan keuangan memimpin penurunan dengan masing-masing terpangkas 1,15 persen dan 0,58 persen.

Ekspansi bulan ke bulan indeks harga konsumen (IHK) AS untuk April naik menjadi 0,4 persen, dari 0,1 persen di bulan sebelumnya, karena kenaikan harga energi, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Rabu (10/5/2023).

Tetapi pertumbuhan nol dalam indeks harga pangan untuk bulan kedua dan penurunan terus-menerus dalam inflasi biaya tempat berlindung atau rumah singgah membantu meredakan kekhawatiran pasar atas inflasi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 7,6 basis poin menjadi 3,445 persen pada Rabu (10/5/2023) sementara obligasi pemerintah AS 2-tahun menukik 11,2 basis poin, yang menyebabkan dukungan untuk saham.

Laporan IHK untuk April secara umum sejalan dengan ekspektasi dan rincian laporan tersebut menggembirakan, menurut Bank of America Global Research.

Sementara inflasi tetap jauh di atas target Fed 2,0 persen, laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga Fed telah memberikan tekanan material pada inflasi, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire pada Rabu (10/5/2023).

"Imbal hasil obligasi pemerintah bergerak lebih rendah setelah rilis laporan inflasi. Namun, tampaknya pedagang tetap berhati-hati di tengah kekhawatiran resesi," kata Zernov.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper