Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp14.757 per dolar AS pada perdagangan Rabu (10/5/2023). Rupiah sebelumnya mengakhiri perdagangan kemarin dengan pelemahan 0,21 persen ke Rp14.742.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,10 persen atau 15 poin ke Rp14.757 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi ketika indeks dolar AS melemah 0,07 persen ke 101,35 dari posisi pembukaan 101,41.
Bersama dengan rupiah, mata uang Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Yen Jepang terpantau menguat 0,08 persen terhadap dolar AS. Begitu pula dengan dolar Singapura yang menguat 0,04 persen.
Yuan China terpantau berada di teritorial merah dengan pelemahan 0,10 persen terhadap dolar AS. Won Korea Selatan dan peso Filipina menyusul dengan pelemahan masing-masing 0,03 persen.
Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dalam riset hariannya memperkirakan rupiah bakal melanjutkan pelemahan menuju rentang Rp14.750 sampai Rp14.850 per dolar AS di tengah pelemahan pasar obligasi global menjelang rilis data inflasi AS.
Walaupun indeks S&P untuk obligasi negara-negara maju turun 0,1 persen pada Selasa malam (9/5/2023), pergerakan imbal hasil (yield) UST dan obligasi 10 tahun cenderung sideways, masing-masing meningkat sebesar 1 dan 3 bps menjadi 3,52 persen dan 2,35 persen.
Baca Juga
Sementara itu, pasar obligasi domestik mengalami pelemahan terbatas kemarin sesuai dengan ekspektasi Samuel Sekuritas. Namun, animo investor di pasar lelang tetap tinggi yang tercermin dari jumlah penawaran masuk yang meningkat menjadi Rp40,7 triliun.
Dari dalam negeri, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) meningkat pada April 2023 menjadi 126,1 daripada posisi Maret 2023 sebesar 123,3. Kenaikan tersebut merupakan dampak musiman dari Lebaran. Namun, Samuel Sekuritas mencatat kenaikan indeks kepercayaan pada Lebaran 2023 lebih rendah daripada periode sebelum pandemi yang rata-rata mencapai 128.
“Menurut kami, indikasi penurunan sentimen konsumen tahun ini perlu dibandingkan dengan tingkat belanja pada periode-periode sebelumnya dengan menggunakan indeks penjualan riil Bank Indonesia. BI akan merilis data Maret dan proyeksi indeks belanja riil April siang ini,” tulis Lionel.
Mengutip Bloomberg, Rabu (10/9/2023), ombal hasil obligasi AS stabil menyusul reaksi yang diredam di pasar berjangka setelah Presiden Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik membuat sedikit kemajuan nyata untuk mencegah gagal bayar AS yang pertama kalinya. Mereka menjanjikan negosiasi tentang pengeluaran yang akan membuka pintu bagi kemungkinan kesepakatan, dengan Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy akan bertemu lagi pada Jumat.