Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timah (TINS) Siapkan Capex Rp950 Miliar pada 2023, Produksi Digenjot

BUMN pertambangan logam anggota MIND ID PT Timah Tbk. (TINS) bakal mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp950 miliar pada 2023.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — BUMN pertambangan logam anggota MIND ID PT Timah Tbk. (TINS) bakal mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp950 miliar pada 2023. Alokasi ini lebih rendah dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp2 triliun.

Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan capex pada 2023 akan digunakan untuk biaya perawatan (maintenance) alat produksi seperti kapal. TINS juga akan mengalokasikan investasi untuk penambahan kapasitas anak usaha PT Timah Industri dalam rangka mendukung penghiliran.

“Sumber dana untuk capex adalah internal dan bank. Alokasi [yang turun] ini merupakan bagian dari efisiensi. Kami sangat ketat menentukan capex dan hanya diarahkan pada proyek-proyek yang benar-benar bisa mendukung peningkatan produksi,” kata Abdullah, Rabu (10/5/2023).

TINS sendiri menargetkan produksi pada 2023 bisa tumbuh hingga 30 persen sehingga berkisar di 26.000—27.000 ton. Pada 2022, produksi bijih timah TINS mencapai 20.079 ton atau turun 19 persen year on year (YoY), sementara produksi timah turun 25 persen YoY menjadi 19.825 ton.

Produksi TINS sejatinya melanjutkan tren penurunan pada kuartal I/2023. TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 4.139 ton atau turun 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4.508 ton.

Adapun produksi logam turun 18 persen menjadi 3.970 ton dan penjualan logam timah turun 26 persen YoY menjadi 4.246 ton dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebanyak 5.703 ton. Selama Januari—Maret 2023, 93 persen penjualan diserap oleh pasar ekspor dengan kontribusi Korea Selatan sebesar 17 persen, Belanda 14 persen, Jepang 13 persen, Taiwan 9 persen, Amerika Serikat persen dan Italia 7 persen.

“Penurunan produksi di kuartal I/2023 disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung aktivitas pertambangan. Sebagaimana diketahui sebagian besar timah yang kami produksi berasal dari pertambangan laut,” lanjut Abdullah.

Dari sisi kinerja keuangan, Timah mencatatkan pendapatan Rp2,17 triliun. Pendapatan TINS anjlok 50,58 persen dari Rp4,39 triliun pada kuartal I/2022. Pada kuartal I/2023, penjualan ekspor masih menjadi penopang kinerja dengan sumbangan Rp1,89 triliun dan penjualan lokal di Rp275,43 miliar. Adapun pelanggan dengan transaksi di atas 10 persen melibatkan Mind ID Trading Limited sebesar Rp890,41 miliar.

Turunnya pendapatan TINS membuat laba bruto juga terkoreksi menjadi Rp263,38 miliar dari sebelumnya Rp1,1 triliun. Sementara itu, laba bersih TINS mencapai Rp50,27 miliar per Maret 2023, anjlok 91,64 persen dari Rp601,46 miliar per Maret 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper