Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp14.742 pada perdagangan hari ini, Selasa (9/5/2023). Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,21 persen ke Rp14.742 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,13 persen ke 101,51.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,11 persen, dolar Singapura turun 0,12 persen, dolar Taiwan turun 0,07 persen, won Korea Selatan turun 0,22 persen, dan peso Filipina turun 0,89 persen.
Kemudian rupee India turun 0,36 persen, yuan China melemah 0,20 persen, ringgit Malaysia turun 0,16 persen, dan baht Thailand naik 0,46 persen.
Sebelumnya, Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priadi memperkirakan rupiah akan melanjutkan konsolidasi dalam rentang Rp14.700-Rp14.800 per dolar AS hari ini.
Sentimen global menurutnya akan datang dari indeks kepercayaan investor Sentix di zona Euro memburuk pada bulan Mei menjadi -13,1. Memburuknya sentimen investor di zona Euro disebabkan oleh terhambatnya proses disinflasi April, tercermin dari rebound inflasi umum menjadi 7 persen yoy.
Baca Juga
Resiliensi inflasi di zona Euro membuat investor dan pebisnis khawatir terhadap arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) yang berpotensi meneruskan kenaikan suku bunga hingga kuartal III/2023, sesuai dengan prediksi Samuel Sekuritas.
Sementara dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia turun pada bulan April menjadi US$144,2 miliar. Angka tersebut setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Salah satu penyebab turunnya nilai cadangan devisa Bank Indonesia adalah pelunasan obligasi global pemerintah dengan kode RI0423 senilai US$1,26 miliar. Menurut estimasi Samuel Sekuritas, nilai cadangan devisa likuid BI menurun menjadi US$130,7 miliar.