Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan sawit dan produsen CPO, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) menjadi salah satu saham favorit investor kawakan, Lo Kheng Hong.
Austindo Nusantara Jaya memiliki kebun sawit yang tersebar di Pulau Belitung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Papua Barat Daya. Selain CPO yang menjadi motor utama pendapatan, ANJT juga menjalankan agribisnis lainnya, seperti tepung sagung dan kacang edamame.
Per Maret 2023, pendapatan ANJT berasal dari penjualan CPO US$45,08 juta, inti sawit US$4,71 juta, edamame US$364.426, tepung sagu US$284.900, tandan buah segar US$276,012, dan lain-lain US$9.466.
Lo Kheng Hong menjadi pemegang saham terbesar ketiga ANJT dengan memiliki 0,15 persen dari seluruh saham yang beredar atau setara 5,11 juta saham.
“Sebagai bagian dari keterbukaan informasi yang kami sampaikan pada Laporan Tahunan 2022, kami menyampaikan informasi pemegang saham publik teratas ANJT sampai dengan 31 Desember 2022,” kata manajemen ANJT kepada Bisnis, dikutip Sabtu (6/5/2023).
Susunan 10 pemegang saham publik teratas ANJT
Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham | Persentase |
PT Prudential Life Assurance | 82.095.100 | 2,45% |
Budi Yasa | 24.428.800 | 0,73% |
Lo Kheng Hong | 5.110.000 | 0,15% |
Sie David Gunawan | 4.349.300 | 0,13% |
Andreas | 3.593.200 | 0,11% |
Kosasih Effendy | 3.303.900 | 0,10% |
Siska Suryati Kurniawan | 3.120.800 | 0,09% |
Harry Supartan | 2.900.000 | 0,09% |
DBS Bank Ltd S/A Inclusif Value Fund | 2.360.000 | 0,07% |
Barclays Capital Securities | 1.451.200 | 0,04% |
Baca Juga
Sebelumnya dalam pemberitaan Bisnis, Lo Kheng Hong sempat memberikan isyarat mengenai pembelian saham dari perusahaan kelapa sawit.
Warren Buffett Indonesia itu menyebut dirinya memiliki portofolio dan sebagai pemegang nomor 3 terbesar di emiten perkebunan kelapa sawit yang memiliki praktik ESG (environmental, social, and governance) yang diakui dunia. Hal itu diungkapkan oleh Lo Kheng Hong beberapa kali salah satunya dalam acara Webinar Marketplace Insight 2023 “Rise Up & Be Victorius”.
“Tapi saya punya saham bank yang mungkin ESG. Kemudian saya juga punya portofolio salah satu perkebunan kelapa sawit yang di ESG-nya terbaik di dunia, dan saya pemegang saham nomor 3 terbesar,” katanya, Rabu (15/3/2023).
Dari sisi kinerja, ANJT membukukan rugi bersih sepanjang kuartal I/2023. Kinerja bottom line ini sejalan dengan pendapatan yang mengalami koreksi dibandingkan dengan periode yang pada tahun sebelumnya.
Dalam buletin investor kuartal I/2023 yang dipublikasikan oleh manajemen, ANJT mencatatkan rugi selama periode berjalan sebesar US$3,91 juta atau setara Rp59,65 miliar. Torehan ini kontras dibandingkan dengan kinerja tiga bulan pertama 2022 yang untung US$11,16 juta atau sekitar Rp160,10 miliar.
“Rugi bersih sejalan dengan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan kuartal I/2022 dan tambahan pengakuan beban bunga dari perkebunan Papua Barat Daya,” tulis manajemen Austindo.
Adapun, pendapatan ANJT selama kurun Januari—Maret 2023 memang lebih rendah daripada tahun lalu. Perseroan hanya mengakumulasi pemasukan sebesar US$50,9 juta atau sekitar Rp775,46 miliar. Capaian itu turun 32,7 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang menembys US$75,54 juta yang setara dengan Rp1,08 triliun.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan kernel sawit (PK) yang lebih rendah. Volume penjualan ANJT selama kuartal I/2023 juga menurun daripada kuartal I/2022.
Harga jual rata-rata CPO Austindo pada kuartal I/2023 tercatat bertengger di US$776 per ton, turun 27,5 persen daripada posisi kuartal I/2022 yang mencapai US$1.069 per ton. Sementara itu, volume penjualan CPO selama tiga bulan pertama 2023 hanya sebesar 58.103 ton atau turun 3,3 persen dibandingkan dengan 60.433 ton di kuartal I/2022.
“Penurunan penjualan merupakan dampak dari produksi CPO dan PK yang lebih rendah,” papar manajemen.
Sepanjang kuartal I/2023, produksi CPO dan PK mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,6 persen dan 2,5 persen menjadi 60.051 ton dan 11.517 ton. Penurunan dipicu oleh pembelian tandan buah segar (TBS) eksternal yang jauh lebih rendah di perkebunan Sumatra Utara I. Hal ini disebabkan oleh pembatasan akses jalan pada ukuran truk pengantar TBS yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
“Namun batas akses jalan telah dicabut pada April 2023 dan kami telah melanjutkan pembelian TBS eksternal di perkebunan Sumatra Utara I.”
Masuknya Lo Kheng Hong ke ANJT sebetulnya sudah berhembus lama. Isu pasar menyebutkan Lo Kheng Hong tertarik membeli saham hasil buyback milik ANJT. Dugaan itu diperkuat dengan ANJT yang menjadi jawara dalam hasil penilaian ESG Risk Rating yang dilakukan oleh Sustainalytics dengan nilai 18,3 atau masuk dalam kategori risiko rendah.
Emiten perkebunan ini menjadi jawara sebagai perusahaan dengan risiko ESG paling rendah dari 95 perusahaan pertanian dan peringkat ke-10 dari 601 perusahaan industri makanan global yang dinilai Sustainalytics.
Sementara itu, saham hasil buyback atau saham treasuri tersebut telah dijual di Bursa Efek Indonesia pada 22 Februari 2023 sebanyak 14,47 juta saham. Saat ini jika melihat data BEI, ANJT tidak memiliki saham treasuri.
Pada perdagangan hari ini, Senin (8/5/2023) sesi I, saham ANJT naik 6,35 persen atau 40 poin menjadi Rp670. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp2,25 triliun dengan valuasi PER -9,91 kali. Sepanjang 2023, saham ANJT naik 0,75 persen.