Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) bersama dengan Total Eren S.A., PT Adaro Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), yang mencakup pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 70 MW dan dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai sebesar 10 MW/10 MWh di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
PLTB Tanah Laut diharapkan dapat mulai mengalirkan listrik pada tahun 2025 untuk dapat mendukung program pemerintah dalam mencapai target bauran sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Direktur Utama PLN Persero Darmawan Prasodjo mengatakan ke depannya Perjanjian Jual Beli Listrik PLTB Tanah Laut ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk proyek PLTB khususnya, dan EBT umumnya yang tidak hanya dari sisi harganya yang kompetitif, tetapi juga dapat diterima oleh Independent Power Producer (IPP), PLN, dan dunia perbankan.
"PLTB dengan kapasitas 70 MW yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10 MWh ini ditargetkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan dan menambah bauran energi terbarukan di Indonesia,” kata Darmawan dalam keterangan resminya, Jumat (5/5/2023).
Sementara itu, Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonegoro menyampaikan penandatanganan PJBL ini merupakan momen yang berharga bagi Adaro seiring dengan upaya ADRO untuk membangun pilar Adaro Green.
"Tidak hanya karena proyek ini adalah proyek IPP PLTB pertama yang akan kami bangun, tetapi juga sebagai wujud keseriusan Adaro untuk terus mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan yang andal dan terjangkau. Hal ini sejalan dengan harapan pemerintah yang ingin memastikan bahwa transisi energi di Indonesia dapat menghasilkan energi yang terjangkau bagi seluruh masyarakat. Kami senang telah menjalin kemitraan dengan Total Eren,” ucap Dharma.
Baca Juga
Managing Director Indonesia & CFO APAC Total Eren Romain Pierru menuturkan pihaknya senang dapat bermitra dengan PLN untuk menyediakan listrik melalui PLTB Tanah Laut, yang menunjukkan komitmen dan ambisi kuat Total Eren terhadap pasar energi terbarukan di Indonesia.
"Dengan penandatangan PPA ini, kami mencapai tonggak baru bersama para mitra kami. Kami sangat menantikan dimulainya pembangunan PLTB Tanah Laut yang akan memasok listrik rendah karbon untuk kepentingan masyarakat di Indonesia,” tutur Pierru.
Tahapan konstruksi PLTB Tanah Laut ditargetkan akan dimulai pada awal tahun 2024 dan diperkirakan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2025, yang diharapkan dapat memperkuat pasokan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan dan menambah bauran EBT di Indonesia.
PLTB Tanah Laut berkapasitas 70 MW akan menggunakan teknologi turbin angin dengan kapasitas di atas 6 MW/unit dan dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10 MW/10MWh yang akan memitigasi intermitensi PLTB.
Pengembangan proyek PLTB Tanah Laut telah melalui proses tender yang kompetitif, dengan PLN menunjuk Konsorsium Total Eren dan Adaro Power sebagai pemenang tender dan menandatangani Letter of Intent (LoI) pada tanggal 15 November 2022 bersamaan dengan penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Dalam rangka meningkatkan portofolio PLN khususnya dalam bidang energi terbarukan, PLN telah menugaskan PJBI melalui PT PLN Nusantara Power (PNP) selaku anak usaha PLN di bidang pembangkitan energi listrik untuk terlibat dalam pengembangan PLTB Tanah Laut 70 MW.
PLN bersama dengan Total Eren, Adaro Power dan PJBI menegaskan kemitraan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri sangat diperlukan untuk mewujudkan komitmen Indonesia mencapai target bauran energi yang diharapkan melalui percepatan transisi energi bersih.
Untuk itu, realisasi PLTB Tanah Laut ini diharapkan dapat mendukung target capaian bauran sumber energi baru terbarukan, sekaligus berperan mengurangi emisi CO2 sebesar 220.000 ton per tahun serta berkontribusi dalam pencapaian target pengurangan emisi CO2 secara nasional sebesar 34,8 persen.