Bisnis.com, JAKARTA - PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) membukukan rugi bersih Rp1,64 triliun sepanjang 2022, meskipun mengalami kenaikan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan tahun buku 2022, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,64 triliun. Meski demikian, AirAsia berhasil menyusutkan rugi bersih 29,58 persen dibanding 2021 sebesar Rp2,34 triliun.
Di lain sisi, pendapatan AirAsia sepanjang 2022 melonjak 503,91 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp3,78 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp626 miliar.
Adapun, pendapatan AirAsia di tiap wilayah berdasarkan pusat operasi secara rinci yakni Jakarta yang berkontribusi Rp1,73 triliun, Denpasar Rp1,11 triliun, Surabaya Rp535,27 miliar, dan Medan Rp395,79 miliar.
Seiring kenaikan pendapatan, beban usaha perseroan juga melonjak 121,34 persen yoy menjadi Rp5,09 triliun pada 2022, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp2,3 triliun.
Secara rinci, beban usaha CMPP terdiri dari beban bahan bakar yang berkontribusi Rp1,87 triliun, beban perbaikan dan pemeliharaan Rp674,63 miliar, beban pelayanan pesawat dan penerbangan Rp398,37 miliar, beban sewa pesawat Rp143,38 miliar, hingga beban gaji dan tunjangan Rp351,32 miliar.
Baca Juga
Berdasarkan neraca, total aset AirAsia tumbuh 4,28 persen menjadi Rp5,35 triliun pada 2022, dibanding tahun sebelumnya Rp5,13 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp12,17 triliun dibanding tahun 2021 sebesar Rp10,33 triliun. Sedangkan defisiensi modal naik sebesar Rp6,81 triliun pada 2022, dibanding Rp5,19 triliun pada 2021.
Sebagai informasi, PT Indonesia AirAsia (IAA) per 31 Desember 2022 memiliki sewa atas 24 pesawat Airbus tipe A-320, dengan masa sewa yang akan berakhir paling lama pada tahun 2034.
Selama 2022 dan 2021, IAA telah merestrukturisasi sebagian dari liabilitas sewa sebagai dampak dari perubahan tarif sewa dan jangka waktu sewa sebagaimana disepakati dalam perjanjian sewa dengan lessor tertentu.