Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara terpantau melemah untuk seluruh kontrak pada hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, Sabtu (22/4/2023) setelah China melaporkan rekor impor emas hitam tersebut termasuk rekor pembelian Rusia dan Mongolia.
Batu bara kontrak Mei 2023 terpantau mengalami penurunan paling tajam yaitu 2,52 persen ke posisi US$189,35 per ton disusul batu bara kontrak Juni sebesar 1,83 persen ke posisi US$195,50 per ton.
Pelemahan ini terjadi di tengah China sebagai negara dengan tingkat konsumsi batu bara tertinggi mengimpor emas hitam itu secara besar-besaran termasuk rekor pembelian dari Rusia dan Mongolia dan peningkatan kargo yang signifikan dari Australia, menurut data bea cukai China terbaru.
Mengutip pemberitaan Bloomberg, pengiriman pada Maret mencapai 41,2 juta ton, hanya tertinggal dari rekor 43,6 juta yang ditetapkan pada Januari 2020, yang termasuk kargo yang ditahan dari tahun sebelumnya untuk menghindari pelanggaran batas tahunan pengiriman Beijing. Pemerintah telah menjadikan ketahanan energi sebagai prioritas karena ekonominya dibuka kembali dan permintaan bahan bakar andalannya meningkat.
Indonesia tetap menjadi pemasok terbesar China dengan lebih dari setengah total. Pembelian dari Rusia mencapai 8,8 juta ton, hampir tiga kali lipat tingkat yang terlihat kali ini tahun lalu dan di depan rekor sebelumnya 8,5 juta ton yang ditetapkan pada Agustus. Pada saat yang sama, penjualan minyak mentah Rusia ke China juga mencapai rekor.
Sementara itu, momen lebaran dan cuti bersama akan memangkas aktivitas pertambangan dan transaksi serta bongkar muat batu bara di pelabuhan. Hal itu tentu akan berpengaruh terhadap harga batu bara dunia karena Indonesia merupakan salah satu pemasok batu bara terbesar di dunia.
Baca Juga
Impor batu bara Mongolia adalah 5,8 juta ton, sementara kargo dari Australia adalah 2,2 juta ton, karena perdagangan secara bertahap kembali ke tingkat yang terlihat sebelum Beijing menghentikan pengiriman Australia pada akhir 2020.
Beijing mengakhiri larangannya pada awal tahun, memungkinkan pembangkit listrik dan pabrik baja untuk melanjutkan pembelian pasokan Australia bermutu tinggi. Pengangkutan terbaru mengikuti kedatangan 207.000 ton pada Februari dan merupakan total tertinggi sejak Desember 2021, ketika China mengizinkan beberapa kargo yang terdampar karena larangannya untuk melewati bea cukai.