Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN memastikan pupuk subsidi dan non subsidi tetap tersedia sekalipun libur panjang Idulfitri berlangsung.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury memastikan bahwa pupuk subsidi dan non subsidi tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Kami harus memastikan pupuk baik subsidi dan nonsubsidi itu harus betul-betul disiapkan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (18/4/2023).
Menurutnya di area pabrik Pusri Palembang terdapat pupuk urea 4.000 ton, urea curah sekitar 32.000 ton, dan NPK bag sekitar 2.500 ton. Selain itu, Pahala mengatakan bahwa perseroan memiliki beberapa rencana pengembangan pabrik dalam rangka menambah kapasitas produksi urea dan NPK.
Pahala menyebutkan untuk pabrik urea direncanakan akan dibangun di Papua. Sementara NPK rencananya akan mengkonversi SP-26 menjadi pabrik NPK dengan kapasitas sekitar 600.000 ton yang direncanakan beroperasi pada tahun 2024. Serta pembangunan pabrik NPK di Pupuk Kujang Cikampek dan Pupuk Kaltim dengan kapasitas masing-masing sekitar 100.000 ton.
Belum lama ini juga Pupuk Indonesia menambah kapasitas NPK dengan mengoperasikan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berkapasitas 500.000 ton. Selain itu, PIM juga mengoperasikan kembali pabrik PIM 1 dengan kapasitas 570 ribu ton urea, sekaligus melengkapi pabrik PIM-2 yang juga berkapasitas 570 ribu ton urea.
Menurut dia, ketersediaan pupuk urea saat ini sudah mampu memenuhi kebutuhan nasional, sedangkan NPK masih perlu ditingkatkan lagi meskipun kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup telah memenuhi kebutuhan NPK subsidi.
Baca Juga
Sebagai informasi, Pupuk Indonesia memiliki kapasitas produksi pupuk mencapai 13,9 juta ton, dengan rincian produksi urea sebesar 8,8 juta ton, NPK sebesar 3,8 juta ton, dan lainnya sekitar 1,3 juta ton. Kapasitas produksi ini telah mendukung ketersediaan pupuk subsidi dalam negeri. Alokasi pupuk bersubsidi ditetapkan sebesar 7,8 juta ton di tahun 2023. Dengan rincian pupuk jenis urea sebesar 4,6 juta ton dan NPK sebesar 3,2 juta ton.