Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Direktur Utama Blue Bird Borong 200.000 Lembar Saham BIRD

Direktur Utama Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono memborong 200.000 lembar saham BIRD senilai Rp353,5 juta.
Deretan Taksi Blue Bird. /Bisnis.com
Deretan Taksi Blue Bird. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama emiten taksi Blue Bird (BIRD) Sigit Priawan Djokosoetono menambah kepemilikan saham di perusahaan kelolaannya hingga 200.000 lembar setara Rp353,5 juta dari koceknya.

Mengutip keterbukaan informasi, Senin (17/4/2023), Sigit melakukan aksi pembelian saham pada Senin, 3 April dan Selasa, 4 April 2023. Total kepemilikannya bertambah dari 149.651.300 lembar setara 5,981 persen menjadi Rp149.851.300 setara 5,989 persen.

Adapun, pembelian pada Senin (3/4/2023) terjadi dua kali dengan besaran Rp1.770 sebanyak 49.500 lembar saham dan Rp1.780 per saham sebanyak 50.000 lembar.

Sementara itu, pembelian pada Selasa (4/4/2023) terjadi dua kali pembelian dengan harga Rp1.750 per saham sebanyak 50.000 lembar dan Rp1.770 per saham sebanyak 50.500 lembar.

"Tujuan dari transaksi investasi, dengan status kepemilikan saham langsung," ungkapnya dalam surat yang ditulis untuk otoritas bursa.

BIRD berencana menambah sekitar 200-500 unit mobil listrik pada tahun ini sebagai upaya memperluas area operasi mobil listrik perseroan ke berbagai kota lainnya di Indonesia.

BIRD telah mengalokasikan sekitar 10 persen dari total belanja modal (capital expenditure/capex) yang sebesar Rp2 triliun pada 2023. Sejauh ini, Blue Bird memiliki 125 unit mobil listrik, yang terdiri atas BYD sebanyak 75 unit, Hyundai Ioniq 5 sebanyak 50 unit.

Selain itu, perseroan memiliki lima unit mobil listrik Tesla untuk kendaraan operasional direksi. Adapun, rencana penambahan armada listrik hingga 500 unit tahun ini tidak semuanya digunakan untuk taksi, karena akan dikombinasikan dengan lini bisnis BIRD lainnya yakni sewa kendaraan.

Sigit sempat bercerita perusahaan berencana membeli sekitar 6.000 unit kendaraan untuk peremajaan dan menambah armada kendaraan konvensional. Menurut Sigit, selama kondisi pandemi dua tahun terakhir, perseroan hampir tidak membeli kendaraan unit baru untuk peremajaan, sehingga tahun ini harus ada peremajaan unit kembali.

"Setiap tahun sebenarnya kami harus bisa meremajakan ribuan unit. Jadi paling tidak dari 6.000 unit, ada 2.000--3000 unit yang akan diremajakan secara fleksibel. Seberapa cepat atau lambat peremajaan tergantung resesi ataupun demand yang naik atau tidak," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper