Bisnis.com, JAKARTA – Penggalangan dana melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) masih memiliki prospek yang positif di tengah kondisi pasar yang masih sideways menantikan arah lanjutan kebijakan suku bunga. Beberapa sektor cukup menjanjikan untuk menarik minat investor.
"Dengan kondisi suku bunga yang masih tinggi, penawaran umum perdana saham masih menjadi alternatif pendanaan yang lebih menarik daripada obligasi yang cenderung sensitif suku bunga," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Jumat (14/3/2023).
Terdapat beberapa sektor yang menjanjikan di tengah ketidakpastian menurut Nico, seperti transportasi dan logistik, energi, dan perbankan.
"Untuk komoditas yang berbasis batu bara dan yang terkait dengan kendaraan listrik memiliki peluang, karena prospek ke depan untuk berkembang yang besar," tambahnya.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan terdapat 49 perusahaan yang mengantre IPO. Emiten dari sektor konsumer siklikal menjadi yang paling banyak masuk antrean.
Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam antrean IPO tersebut terdiri dari 10 perusahaan dari sektor konsumer siklikal, 7 perusahaan teknologi, masing-masing 6 perusahaan di sektor bahan baku dan konsumer non siklikal, 5 perusahaan transportasi dan logistik, 5 perusahaan properti dan real estate, 3 perusahaan industrial, 2 perusahaan infrastruktur, 2 finansial, 2 perusahaan sektor energi, dan 1 perusahaan sektor kesehatan.
Baca Juga
Sementara jika melihat berdasarkan klasifikasi aset perusahaan maka 5 perusahaan memiliki aset skala kecil di bawah 50 miliar, 28 perusahaan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar dan 16 perusahaan dengan aset skala besar di ata Rp250 miliar.
Sampai dengan 14 April 2023 telah tercatat 31 perusahaan baru yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp22,7 triliun.
Nico menambahkan prospek emiten sektor barang konsumen akan sangat ditentukan pada bisnis yang dijalankan. Beberapa barang cenderung memiliki karakteristik yang sensitif daya beli konsumen.