Bisnis.com, JAKARTA – Emiten alumunium PT Alakasa Industrindo Tbk. (ALKA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih menjadi Rp4,13 triliun sepanjang 2022.
ALKA membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 19,04 persen dari Rp3,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan itu ditopang oleh segmen perdagangan sebesar Rp4,08 triliun naik 18,21 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp3,45 triliun. Kemudian segmen extrusi dan pabrifikasi alumunium yang mayoritas adalah penjualan lokal sebesar Rp29,16 miliar dan penjualan ekspor sebesar Rp15,10 miliar. Sedangkan segmen sewa tercatat sebesar Rp3,80 miliar.
Sebanyak 25,21 persen pendapatan tersebut berasal dari penjualan kepada PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), 24,83 persen kepada Chalco Trading Hongkong Co. dan 24,76 persen kepada Xiamen Great Corporation.
Sementara itu, seiring dengan pendapatan yang meningkat, beban pokok ALKA juga terpantau naik. ALKA mencatatkan beban pokok sebesar Rp4,06 triliun atau naik 18,47 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,42 triliun.
Beban tersebut terdiri atas beban pokok penjualan pabrik sebesar Rp34,19 miliar dan beban pokok penjualan perdagangan sebesar Rp4,02 triliun.
Baca Juga
Alhasil, laba bruto ALKA tercatat sebesar Rp71,28 miliar, naik 67,68 persen dari Rp42,51 miliar di 2021. Sementara itu, laba usaha terpantau meroket 68,97 persen ke posisi Rp48,69 miliar.
Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk yaitu Rp48 miliar naik 155,19 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,81 miliar.
Sementara itu, ALKA memiliki total kewajiban sebesar Rp455,18 miliar dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp454,36 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp816,70 juta. Kemudian ekuitas tercatat sebesar Rp183,77 miliar dan total aset Rp638,95 miliar.
Pada perdagangan bursa sesi I hari ini pukul 10.20 WIB, Kamis (13/4/2023), saham ALKA berada di posisi Rp428 per saham atau naik 3,88 persen dari harga penutupan sebelumnya Rp412 per saham. Sebanyak 416.500 saham diperdagangkan dengan nilai Rp181,25 juta. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp221,34 miliar.