Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi PT Panin Asset Management berhasil mencatatkan dana kelolaan nasabah atau Asset Under Management (AUM) senilai Rp14,68 triliun hingga akhir Maret 2023.
Berdasarkan laman resmi Reksa Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga kuartal I/2023 total penyertaan reksa dana nasabah di Panin Asset Management mencapai 11,81 miliar unit.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan berbagai strategi untuk mengerek dana kelolaan, salah satunya yakni melalui aplikasi iProsper.
"Kami bekerja sama dengan agen penjual, meningkatkan kinerja produk dan pelayanan, serta membuat aplikasi iProsper," ujar Rudiyanto kepada Bisnis, Senin, (10/4/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan, Panin Asset Management menawarkan semua jenis reksa dana sesuai kebutuhan nasabah, sehingga tidak berfokus kepada produk unggulan tertentu untuk mengerek AUM.
"Kami tidak menawarkan produk unggulan, semua jenis kami tawarkan dan nasabah bisa memilih sesuai kebutuhan," katanya.
Baca Juga
Terkait prospek pasar reksa dana saham pada kuartal I/2023, Rudiyanto menilai sempat ada gejolak, terutama dari sentimen global seperti bank SVB dan Credit Suisse yang kolaps. Namun dana kelolaan berhasil naik karena data inflasi yang terus menurun.
"Ada gejolak, tapi berhasil naik karena laporan keuangan yang baik dan data inflasi yang terus menurun," pungkasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laman OJK, manajer investasi Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memimpin di urutan pertama dengan dana kelolaan terbesar senilai Rp44,44 triliun pada kuartal I/2023. Kendati demikian, dana kelolaan MAMI justru tergerus 25,48 persen secara tahunan.
Di urutan kedua ada Bahana TCW Investment Management dengan dana kelolaan Rp41.58 triliun pada kuartal pertama tahun ini, angka tersebut naik tipis 2,59 persen secara year-on-year (yoy).
Berturut-turut, manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar selanjutnya yakni Syailendra Capital Rp32,33 triliun, Batavia Prosperindo Aset Manajemen Rp31,87 triliun, dan Sucorinvest Asset Management Rp31,46 triliun.