Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Janji Jaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Lebaran

Berikut strategi pemerintah untuk jaga stabilitas harga pangan saat Ramadan dan jelang Lebaran.
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Selasa (25/10). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). JIBI/Bisnis/Abdurachmanrn
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Selasa (25/10). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). JIBI/Bisnis/Abdurachmanrn

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga jelang Lebaran dengan terus memonitor harga dan ketersediaan pangan serta berbagai kebijakan intervensi. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan intervensi pemerintah, di antaranya melalui operasi pasar dan pasar murah bahan pangan pokok, serta memperkuat stok pangan dan kelancaran distribusi pasokan. 

Program tambahan bantuan sosial beras, yang bergulir pada akhir Maret diperkirakan mampu mengendalikan tekanan harga di pasar domestik dan menjaga akses pangan pokok masyarakat. 

“Stabilitas harga pada masa HBKN [Hari Besar Keagamaan Nasional] menjadi kunci penting dalam menjaga ketahanan pangan dan daya beli masyarakat,” tutur Febrio, Selasa (4/4/2023). 

Memasuki periode Ramadan 2023, Febrio menilai bahwa inflasi masih terkendali dengan baik. Hal ini tecermin dari laju inflasi Maret 2023 yang hanya mencapai 4,97 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), turun signifikan dari Februari yakni 5,47 persen yoy. 

Menurutnya, berbagai upaya pengendalian harga pangan jelang Ramadan oleh Pemerintah terbukti efektif menurunkan inflasi pangan. Peran Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga krusial, terutama dalam memastikan kecukupan dan ketersediaan pasokan bahan pangan pokok. 

Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food mampu diturunkan secara signifikan dari sebelumnya 7,62 persen yoy pada Februari lalu, menjadi 5,83 persen yoy pada Maret 2023. 

Kendati demikian, secara bulanan atau month-to-month (mtm), terjadi sedikit kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan seiring dengan naiknya permintaan. 

Febrio menyampaikan bahwa harga beras juga diharapkan akan melandai seiring dengan masuknya periode panen raya yang mulai berlangsung sejak awal Maret lalu.

Perlambatan inflasi secara umum juga didorong oleh melambatnya komponen inflasi inti menjadi 2,94 persen yoy pada Maret, dari 3,09 persen bulan sebelumnya. Perlambatan terjadi hampir di semua kelompok barang dan jasa seiring menurunnya tekanan harga komoditas global. 

Selain itu, inflasi kelompok harga diatur pemerintah atau administered price sebesar 11,56 persen yoy, melambat dari Februari yang mencapai 12,24 persen yoy. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan tarif air Perusahaan Air Minum (PAM). 

“Meskipun demikian, pemerintah juga mengantisipasi risiko kenaikan harga minyak global dalam beberapa hari terakhir akibat kebijakan OPEC+ yang berencana untuk memangkas produksinya,” kata Febrio. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper