Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Grup Triputra (ASSA) Catat Pendapatan Rp5,87 Triliun saat Laba Tergerus

ASSA mengalami kenaikan beban biaya yang berasal dari kebutuhan dana strategi dan konsolidasi usaha di bisnis mobilitas dan logistik, menyebabkan laba turun.
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi dan logistik grup Triputra, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mencatatkan kenaikan pendapatan 15 persen menjadi Rp5,87 triliun pada 2022. Namun, laba bersihnya malah anjlok.

ASSA membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp103,02 miliar anjlok 27,76 persen secara tahunan (year-on-year/YoY), sebagai akibat dari meningkatnya laju kenaikan biaya-biaya yang lebih tinggi daripada laju kenaikan pendapatan.

Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menerangkan laba bersih yang menurun, antara lain karena sudah mengantisipasi kenaikan beban biaya tersebut sebelumnya, mengingat kenaikan beban biaya berasal dari kebutuhan dana strategi dan konsolidasi usaha di bisnis mobilitas dan logistik.

Adapun, pengeluaran-pengeluaran ASSA yang meningkat tinggi pada tahun 2022 tersebut adalah, beban pokok pendapatan yang naik 19 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp4,79 triliun, beban umum dan administrasi yang melonjak 38 persen menjadi Rp812,50 miliar, dan beban penjualan yang meningkat 30 persen YoY menjadi Rp36,29 miliar.

”Harus diakui tahun 2022 memang tahun yang penuh tantangan. Namun demikian, kita bersyukur karena Perseroan berhasil mencatatkan kinerja cukup baik, serta mampu menjaga keberlanjutan bisnis,” katanya, dikutip Senin (3/4/2023). 

ASSA yang memiliki tiga bisnis utama, yaitu bisnis mobilitas. bisnis jual-beli kendaraan, serta end-to-end logistic termasuk kurir ekspress Anteraja. Pendapatan tersebut dari berbagai bidang bisnis, pendapatan sektor logistik menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan, naik 50 persen menjadi Rp640,21 miliar dari Rp427,02 miliar pada tahun sebelumnya. 

Oleh karenanya, sumbangan laba operasi dari sektor logistik juga melonjak 113 persen menjadi Rp62,55 miliar pada 2022 dari Rp 29,39 miliar pada tahun 2021. 

Selain itu, di akhir 2022, untuk mengantisipasi gejolak bisnis di 2023 serta agar tetap tumbuh, manajemen ASSA mengamankan posisi kas dan setara las sebesar hampir Rp1 triliun, atau Rp932 miliar, dibandingkan dengan akhir 2021 yang hanya sekitar Rp446 miliar.

Pada akhir 2022, ASSA mencatatkan total aset lancar Rp1,55 triliun, meningkat dibandingkan posisi 31 Desember 2021 yang sebesar Rp1,06 triliun. 

Total liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp1,79 triliun dibandingkan Rp1,18 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Adapun, total ekuitas tercatat sebesar Rp2,47 triliun, meningkat dari Rp1,77 triliun pada tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper