Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Sulap Rugi Jadi Laba Bersih 2022

Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tercatat mampu membalikkan kerugian menjadi laba bersih sepanjang 2022. 
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tercatat mampu membalikkan kerugian menjadi laba bersih sepanjang 2022. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Sabtu (1/4/2023) emiten berkode saham GIAA ini membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebanyak US$3,73 miliar. Perolehan tersebut berbanding terbalik dengan rugi bersih senilai US$4,15 miliar yang dicatatkan pada 2021 lalu.

Kinerja keuangan yang positif ini ditopang oleh pendapatan usaha GIAA yang naik 36,66 persen dari US$1,33 miliar pada 2021 menjadi US$2,1 miliar.

Secara rinci, pendapatan perseroan ini diperoleh dari penerbangan berjadwal senilai total US$1,68 miliar, naik dari perolehan 2021 sebesar US$1,04 miliar. Penerbangan berjadwal ini terbagi menjadi penerbangan penumpang berjadwal sebesar US$1,46 miliar, dan penerbangan kargo serta dokumen sebesar US$227,85,7 juta. 

Sementara itu, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal GIAA adalah sebesar US$178,21 juta, yang didapatkan dari penerbangan charter sebesar US$82,32 juta dan penerbangan haji sebanyak US$92,48 juta. 

Selanjutnya, pendapatan lain-lain Garuda Indonesia pada 2022 adalah sebesar US$235,29 juta. Segmen pemeliharaan dan perbaikan pesawat menjadi kontributor penerimaan terbesar dengan perolehan US$102,02 juta disusul oleh pelayanan terkait penerbangan sebesar US$52,23 juta dan jasa boga sebanyak US$35,47 juta.

Sepanjang 2022, GIAA mencatatkan beban usaha sebesar US$2,51 miliar. Beban usaha ini menurun bila dibandingkan dengan catatan pada 2021 yang sebesar US$2,6 miliar. 

Seiring dengan kenaikan pendapatan, GIAA pun mampu mencatatkan laba tahun berjalan senilai US$3,73 miliar. Perolehan tersebut berbalik dari rugi tahun berjalan pada 2021 senilai US$4,17 miliar. 

Adapun per akhir 2022, GIAA mencatatkan total aset sebesar US$6,23 miliar, turun dari akhir 2021 sebesar US$7,19 miliar. 

Total liabilitas perseroan turun dari US$13,30 miliar per akhir Desember 2021, menjadi US$7,77 miliar pada akhir Desember 2022. GIAA tercatat masih membukukan total ekuitas negatif per 31 Desember 2022 sebesar US$1,53 miliar, dari minus US$6,11 miliar per 31 Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper